Berita Subang

Nasib 20 Suporter Persikas Usai Diamuk Dedi Mulyadi & Ditahan Polres Subang

lintaspriangan.com, KLIP JABAR. Sebuah aksi damai yang digelar oleh para pendukung klub sepak bola Persikas Subang berujung pada penahanan sementara oleh aparat kepolisian. Aksi tersebut berlangsung pada Rabu malam, 28 Mei 2025, di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, tepat saat berlangsungnya sebuah acara yang turut dihadiri oleh Bupati Subang Reynaldy Putra Andita dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Para suporter yang tergabung dalam komunitas pendukung Persikas itu datang untuk menyampaikan aspirasi terkait beredarnya isu yang menyebut klub kesayangan mereka akan dijual atau dialihkan pengelolaannya ke luar daerah, tepatnya ke wilayah Sumatera Selatan. Kekhawatiran ini muncul setelah beredarnya informasi yang belum terverifikasi secara resmi, namun cukup untuk menimbulkan keresahan di kalangan pendukung setia klub.

Ikbal, salah seorang perwakilan suporter, menyampaikan bahwa aksi yang mereka lakukan berlangsung damai tanpa niat mengganggu jalannya acara. “Kami hanya ingin menyampaikan keresahan soal kabar penjualan klub. Tidak ada niat anarkis. Kami hanya ingin didengar,” ujarnya kepada awak media.

Namun demikian, situasi berubah tegang ketika Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan respons keras terhadap aksi tersebut. Ia menegur langsung sejumlah suporter, bahkan terlihat sempat naik pitam dan mengusir mereka dari lokasi. Tidak lama setelah insiden itu, sebanyak 20 suporter dibawa oleh jajaran Polres Subang untuk didata dan dimintai keterangan.

Keesokan harinya, Kamis malam, seluruh suporter yang diamankan akhirnya dipulangkan dalam kondisi sehat. Pihak kepolisian menegaskan bahwa penahanan sementara dilakukan demi menjaga ketertiban umum dan memastikan tidak ada potensi gangguan keamanan dalam acara tersebut.

Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak. Di satu sisi, publik memiliki hak menyampaikan aspirasi, namun di sisi lain, cara penyampaian juga harus memperhatikan konteks dan etika ruang publik. Isu penjualan klub daerah memang sensitif dan menyentuh sisi emosional warga, namun pendekatan dialogis dinilai lebih konstruktif untuk mencari jalan tengah.

Kini, para suporter berharap ada kejelasan dari pemerintah daerah mengenai masa depan Persikas Subang, agar keresahan yang sempat muncul tidak berkembang menjadi polemik berkepanjangan. (Lintas Priangan/AA)

Related Articles

Back to top button