Tajuk

Rubrik Baru Lintas untuk Generasi Emas

lintaspriangan.com, TAJUK LINTAS. Duapuluh tahun yang akan datang, Indonesia yang kita cintai ini genap berusia satu abad (1945 – 2045). Banyak orang percaya, angka 100 tahun bukan angka biasa, dan patut dijadikan momentum istimewa. Terlebih bagi Indonesia, yang menurut prediksi statistik, kelak di tahun 2045 akan mengalami bonus demografi. Apaan tuh?

Bonus demografi adalah menurunnya angka ketergantungan sebuah bangsa. Hal ini terjadi karena adanya perubahan proporsi usia penduduk sebuah negara. Jadi bonus demografi itu terjadi ketika usia kerja (15-65 tahun) lebih banyak dibanding bukan usia kerja (0-14 tahun dan di atas 65 tahun). Nah, menurut prediksi statistik, menjelang usia yang ke-100, sekitar 70% warga Indonesia akan berada di rentang usia kerja.

Pertanyaannya kemudian, apakah usia kerja itu pasti produktif? pasti punya pekerjaan? Pasti tidak tergantung? Atau, apakah nanti ketika sebagian besar warga Indonesia adalah usia kerja, lapangan kerjanya tersedia atau tidak? Andai lapangan kerjanya banyak, bagaimana dengan besaran upahnya? Ah, banyak yang harus dipertanyakan. Tapi intinya, menyambut Indonesia Emas itu perlu persiapan. Seperti yang diucapkan Presiden Jokowi dalam Pidato HUT RI ke-74 tahun 2019 silam. Bahwa Indonesia, harus siap dengan bonus demografi, demi menyambut Indonesia emas.

Dan sejak itu, pemerintah pusat mencanangkan 8 Agenda Indonesia Emas. Kedelapan agenda tersebut antara lain transformasi sosial, ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Yang keempat memantapkan supremasi hukum dan ketahanan ekologi, disusul ketahanan sosial budaya dan ekologi. Tiga agenda terakhir berkaitan dengan pembangunan yang berkeadilan, sarana dan kesinambungan.

Tahun 2023, topik Indonesia Emas ini kembali disinggung Presiden Jokowi. Lagi-lagi di momentum HUT RI. Kali ini, Presiden Jokowi memaparkan Tiga Fondasi Raih Indonesia Emas Tahun 2045. Yang pertama pembangunan infrastruktur dan konektivitas. Lalu yang kedua pemerataan pembangunan. Dan yang ketiga reformasi struktural dan birokrasi.

Kalau kita cermati dua momentum pidadto presiden tentang Indonesia Emas, baik tahun 2019 maupun 2023 lalu, sepintas sangat terkesan fokusnya lebih pada akselerasi dan pemerataan pembangunan. Tentu hal itu penting, meski sebenarnya ada yang tak kalah vital, yang harus disiapkan secara serius agar momentum satu abad Indonesia benar-benar berkilau emas.

Pertanyaannya kemudian adalah, siapa yang kelak, duapuluh tahun ke depan, akan menjadi aktor pembangunan di negeri ini? Tentunya, mereka adalah generasi penerus bangsa, yang hari ini mungkin baru lahir, atau anak dan remaja, paling banter anak SMA dan mahasiswa. Idealnya, sejak dini mereka harus dibekali banyak kompetensi dan vokasi agar mampu bersaing dengan negara lain. Tapi selain itu semua, selain akselerasi pembangunan, selain kompetensi dan vokasi, ada satu hal yang tak kalah fundamental yang harus segera ditanamkan pada calon Generasi Emas ini adalah, kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsanya. Apaan tuh?

Yaitu api nasionalisme dan patriotisme. Dua bekal dasar ini harus segera dinyalakan di setiap dada anak bangsa, khususnya calon Generasi Emas Indonesia. Apa gunanya kompetensi dan skill tanpa tanding, jika mereka tak punya rasa cinta yang cukup untuk tanah airnya. Apa kehebatan generasi ini, tanpa kobaran patriotisme di dadanya.

Anak-anak ini, yang sekarang kerap dipanggil dengan generasi baringan, harus segera diberi asupan yang cukup tentang nasionalisme dan patriotisme. Mereka harus faham, kenapa harus mencintai bangsa mereka. Mereka harus punya alasan kuat, ketika kelak harus mengobarkan patriotisme.

Paparan di atas adalah alur diskusi di ruang Redaksi Lintas Priangan minggu lalu, minggu ke-2 bulan Desember 2024. Dan kami sepakat, akan menyediakan rubrik baru bernama Wasbang, singkatan dari Wawasan Kebangsaan. Rubrik ini akan diisi materi-materi kebangsaan, yang akan jadi asupan bagi calon Generasi Emas.

Untuk konten rubrik Wasbang, Lintas Priangan akan berkolaborasi dengan Albadar Institute, sebuah forum kajian kebangsaan di bawah Yayasan Tarbiyatul Ummah Tasikmalaya. Namun begitu, Lintas Priangan juga sangat berharap, pihak-pihak strategis juga turut menyumbangkan konten. Misal dari pemerintahan, khususnya Dinas Pendidikan atau Kebangpol. Dari lingkungan TNI atau POLRI. Atau dari akademisi. Bentuknya bisa artikel, opini, atau siapa tahu ada yang riset dengan topik seputar Wasbang, pasti kami terima.

Oh ya. perlu kami informasikan di sini. Andai ada konten yang masuk ke redaksi untuk rubrik Wasbang, terutama dari lingkungan pemerintah, kami tegaskan tidak ada biaya apapun untuk penayangan konten. Silahkan kirim, tanpa harus pusing mikir anggaran. Ini kami tegaskan, karena berdasarkan pengalaman, tak jarang pejabat pemerintah itu, kalau ada ide dari pihak luar, belum-belum sudah bilang nggak ada anggaran. Sekali lagi kami tegaskan. Ini gratis! Kami tunggu kebersamaan Anda.

Dari Lintas, untuk Generasi Emas!

Giuliana P. Sesarani

Giuliana Puti Sesarani, S.H. Redaktur Pelaksana Lintas Priangan [lintaspriangan.com]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button