Janda Muda di Pangandaran Berjuang Demi Kesembuhan Anaknya

lintaspriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Siti Halimah, seorang ibu muda berusia 26 tahun yang tinggal di Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran tengah menghadapi ujian berat. Anak satu-satunya, seorang siswa kelas 1 SD, mengalami retak tulang di kaki setelah kecelakaan tertabrak motor. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 20 November 2024, saat sang anak sedang menyeberang jalan sepulang sekolah.

Siti menceritakan bahwa ia pertama kali mengetahui kecelakaan itu dari telepon seorang guru. Guru tersebut meminta Siti segera datang ke sekolah. Namun, sebelum ia tiba, anaknya sudah dibawa ke klinik terdekat.

“Waktu itu saya sedang di rumah. Guru menelepon, tapi anak saya sudah dibawa ke klinik,” ujar Siti. Sabtu, (07/12/ 2024).

Setelah kecelakaan tersebut, anak Siti mengalami luka di kepala dan retak tulang di kaki. Awalnya, ia tidak menyadari kondisi tulang anaknya yang retak. Hal ini karena anaknya hanya diperiksa oleh tukang pijat.

“Kami tidak tahu kalau kakinya retak, karena awalnya hanya dibawa ke tukang pijat,” katanya.

Namun, setelah dibawa ke RSUD Pandega Pangandaran, dokter memastikan bahwa kakinya mengalami retak tulang.

Siti mengungkapkan rasa sedihnya karena hingga sekarang anaknya belum bisa berjalan dengan normal.

“Setiap melihat anak saya seperti ini, saya merasa sangat sedih,” tuturnya.

Sebagai seorang ibu, ia hanya tinggal berdua dengan anaknya di sebuah kontrakan kecil. Tidak ada orang lain yang bisa membantunya merawat anak tersebut.

Menurut Siti, pihak pengendara motor yang menabrak anaknya baru datang sekitar dua minggu setelah kejadian untuk melihat kondisi korban.

“Pengendara itu baru datang sekitar dua minggu setelah kecelakaan. Itu pun hanya untuk melihat keadaan anak saya,” jelasnya.

Siti, yang bekerja sebagai penyalur pekerjaan untuk orang lain atau sering disebut calo, merasa pekerjaannya terganggu karena harus mengurus anaknya yang sakit.

“Kerja saya dilakukan lewat ponsel, tapi sekarang sulit karena harus fokus mengurus anak,” katanya.

Pekerjaannya yang fleksibel menjadi sedikit terbantu, tetapi tetap menantang karena membutuhkan waktu dan konsentrasi penuh.

Dokter menyarankan agar anaknya tidak terlalu banyak bergerak selama satu hingga satu setengah bulan untuk memulihkan kondisi kakinya.

“Kata dokter, anak saya harus istirahat total supaya cepat sembuh,” tutur Siti.

Siti berharap anaknya segera pulih sehingga bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti mengaji dan sekolah.

“Harapan saya, anak saya bisa sembuh dan hidup normal seperti anak-anak lainnya,” imbuhnya.

Kisah yang dialami Siti Halimah menjadi potret perjuangan seorang ibu dalam menghadapi kesulitan hidup. Ia harus menghadapi cobaan ini sendirian, tanpa dukungan langsung dari orang lain.

Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian pengguna jalan, terutama di dekat kawasan sekolah, agar tragedi serupa tidak terulang.

Tetangga yang mengenal Siti mengaku prihatin dengan kondisinya. Salah satu tetangga mengatakan bahwa Siti adalah sosok ibu yang tangguh.

BACA JUGA: Kapolres Ciamis, Melepas Ribuan Peserta Trail Adventure Fun Run RSOP 2024

“Dia selalu berusaha tegar, meskipun kami tahu situasinya berat. Semoga ada bantuan untuk meringankan beban hidupnya,” kata tetangga tersebut.

Bantuan dari masyarakat atau pihak lain, baik berupa dukungan moral maupun materi, akan sangat berarti bagi Siti dan anaknya. Semoga harapan Siti agar anaknya segera sembuh bisa terwujud, sehingga keduanya dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. (KMP/lintaspriangan.com)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More