Berita Tasikmalaya

Dhany Tardiwan: Pemuda Harus Faham Sejarah dan Digitalisasi

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober menjadi ajang refleksi penting bagi seluruh generasi muda Indonesia. Ketua KNPI Kota Tasikmalaya, Dhaniy Tardiwan Noor, menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda bukan hanya sejarah untuk dikenang, tetapi harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata dan kolaborasi pemuda di era digital.

“Kalau dulu para pemuda berjuang lewat rapat dan pergerakan fisik, kini perjuangan kita ada di ruang digital dan sosial, tapi nilai dasarnya tetap sama: cinta tanah air dan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa,” ujar Dhany saat ditemui di kantornya, Senin (27/10/2025).

Menurut Dhany, pemuda ideal tidak akan lahir tanpa memahami sejarah bangsanya. Sumpah Pemuda 1928 menjadi fondasi nasionalisme dan inspirasi bagaimana pemuda selalu hadir dalam setiap fase perjuangan bangsa.

“Memahami sejarah itu wajib, karena sepesat apa pun perkembangan dunia hari ini, ada nilai-nilai luhur kebangsaan yang harus terus dirawat dan dilestarikan,” ujarnya.

Pemuda yang paham sejarah, lanjut Dhany, tidak mudah goyah oleh arus globalisasi atau budaya luar, karena mereka memiliki jati diri dan arah perjuangan yang jelas.

Tantangan Zaman: Digitalisasi dan Budaya Instan

Dhany menyoroti tantangan besar yang dihadapi pemuda masa kini. Berbeda dengan perjuangan fisik dan revolusi organisasi di masa kolonial dan kebangkitan nasional, tantangan sekarang lebih beragam dan cepat.

“Sekarang medan juang bukan lagi fisik, tapi intelektual, kreativitas, dan penguasaan teknologi. Budaya instan, disinformasi, dan apatisme bisa melemahkan karakter pemuda bila tidak disikapi dengan literasi dan kesadaran kritis,” ujarnya.

Ia menekankan, kemampuan berpikir kritis dan literasi digital adalah bagian dari nasionalisme modern. Pemuda tidak boleh hanya menjadi penonton, tapi harus mampu memanfaatkan dunia digital untuk berkontribusi positif.

Dunia Digital: Medan Juang Baru Pemuda

Menurut Dhany, dunia digital adalah ruang perjuangan baru yang menuntut pemuda untuk berkarya, berinovasi, dan membangun jejaring sosial yang produktif.

“Sekarang perang kita bukan berhadapan langsung penjajah, tapi melawan kemalasan, hoaks, dan apatisme, termasuk serbuan informasi. Dunia digital harus menjadi tempat pemuda menyalurkan ide, kreativitas, dan semangat nasionalisme,” tegasnya.

Pemuda yang aktif dan kreatif di ruang digital, lanjutnya, dapat menjadi penggerak perubahan sosial dan pendorong kemajuan daerah maupun bangsa.

KNPI: Wadah Pemuda Berkarya

Dhany menekankan peran KNPI sebagai rumah besar pemuda yang mempersatukan berbagai elemen generasi muda: mahasiswa, komunitas, santri, hingga pelaku UMKM.

“KNPI hadir untuk membangun jejaring, memperkuat kolaborasi, dan menyiapkan generasi muda yang kritis, kreatif, dan berkarakter,” katanya.

Melalui program-program yang terstruktur, KNPI mendorong pemuda untuk tidak hanya aktif di media sosial, tapi juga mampu menghasilkan karya nyata yang berdampak positif di masyarakat.

Di penghujung wawancara, Dhany menekankan bahwa pemuda ideal hari ini adalah mereka yang memahami sejarah bangsanya dan berani menulis sejarah baru di dunia digital.

“Sumpah Pemuda bukan hanya tentang masa lalu, tapi tentang arah masa depan. Momentum ini harus jadi pengingat bahwa peran pemuda tidak tergantikan. Mari isi kemerdekaan ini dengan karya, inovasi, dan kolaborasi,” tutupnya. (GPS)

Giuliana P. Sesarani

Giuliana Puti Sesarani, S.H. Redaktur Pelaksana Lintas Priangan [lintaspriangan.com]

Related Articles

Back to top button