Ketua DPRD Tasikmalaya Bangga Akhmad Wiyagus Jadi Wamendagri

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Akhmad Wiyagus sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan ini menjadi momentum istimewa, terutama bagi masyarakat Tasikmalaya, karena Akhmad Wiyagus adalah putra kelahiran kota tersebut — sebuah prestasi yang menurut Ketua DPRD Kota Tasikmalaya sangat membanggakan.
Dalam upacara yang berlangsung khidmat, Wiyagus mengambil sumpah jabatan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 32/M Tahun 2025. Ia menggantikan Ribka Haluk yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Setelah pengucapan sumpah, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan oleh Presiden.
Mendagri Tito Karnavian menyambut baik pengangkatan tiga Wakil Menteri Dalam Negeri dalam satu periode, termasuk Wiyagus, sebagai strategi memperkuat jangkauan kerja Kemendagri di seluruh wilayah Indonesia. “Indonesia sangat luas, jadi tugas Kemendagri akan terbagi agar efektivitas makin meningkat,” ujar Tito.
Dari Tasikmalaya ke Istana: Profil dan perjalanan karier Akhmad Wiyagus
Akhmad Wiyagus lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 23 September 1967. Ia mengenyam pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya — SMP Negeri 2 Tasikmalaya (lulus 1983) dan SMA Negeri 3 Tasikmalaya (lulus 1986). Setelah itu, Wiyagus melanjutkan pendidikan ke Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1989.
Tak puas di situ, ia memperdalam kompetensinya dengan menempuh pendidikan kepolisian dan strategis, termasuk PTIK (2000) dan Lemhannas (2017). Ia juga menyandang gelar Magister Sains (M.Si) dan Magister Manajemen (M.M.).
Karier Wiyagus di tubuh Polri sangat panjang dan beragam. Ia pernah bertugas sebagai Kapolsek Margacinta dan Regol, kemudian menduduki posisi strategis di Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim serta penugasan di KPK sebagai Kasatgas Penyidik dan Direktur Dumas. Ia juga menjabat sebagai Wakapolda Maluku dan Jawa Barat, Kapolda Gorontalo, Kapolda Lampung, dan kembali ke Polda Jawa Barat.
Menjelang purna tugasnya, Wiyagus sempat diangkat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi dan Kepala Baintelkam Polri.
Selama kariernya, Wiyagus dikenal memiliki reputasi jujur dan tegas. Ia pernah meraih Hoegeng Awards 2022 kategori Polisi Berintegritas atas integritasnya dalam memberantas korupsi.
Dengan segala rekam jejak tersebut, pengangkatannya sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri menjadi babak baru yang tak sekadar penghormatan terhadap pengalaman, tetapi juga simbol kebanggaan bagi kota kelahirannya, Tasikmalaya.
Reaksi dari Tasikmalaya: Pernyataan Ketua DPRD
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim, S.H., M.Si., menyampaikan kegembiraannya atas pelantikan Akhmad Wiyagus sebagai Wamendagri. Ia melihat pengangkatan tersebut sebagai wujud bahwa talenta dari Tasikmalaya bisa berada di pucuk pemerintahan pusat.
Menurut Aslim, posisi “putra daerah” di kancah nasional seperti ini menjadi inspirasi bagi generasi muda di Tasikmalaya. Ia berharap agar karier Wiyagus di Wamendagri bisa membawa manfaat nyata bagi pembangunan daerah, khususnya di Jawa Barat dan kota kelahiran beliau sendiri.
“Kebanggaan bagi masyarakat Tasikmalaya, ketika nama seseorang dari kota ini turut serta berbicara dan berkontribusi dalam urusan pemerintahan pusat,” ungkap Aslim kepada Lintas Priangan.
Secara simbolis, figur Wiyagus menjadi representasi bahwa meski seseorang berasal dari kota menengah, kapasitas, dedikasi, dan integritas menentukan peta kariernya. Bagi warga Tasikmalaya yang lama merasa “terpinggirkan”, kehadiran wakil menteri kelahiran kota mereka semacam “wakil di meja besar pemerintahan”.
Meski demikian, H. Aslim meyakini, tantangan dalam bertugas sebagai wakil menteri tentu tidak kecil. “Kita sama-sama bantu beliau dengan doa, agar selalu dimudahkan dalam bertugas, diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Alloh SWT.”
Kehadiran Akhmad Wiyagus sebagai Wamendagri tidak sekadar simbolik, melainkan ujian kapabilitas dan konsistensi moral. Bagi masyarakat Tasikmalaya, ini bukan hanya kebanggaan belaka — tetapi harapan agar kota kelahiran beliau ikut “terwakili” dalam pengambilan kebijakan nasional. (AC)