Berita Pilkada 2024

Surat Terbuka, dari Nurhayati untuk Guru di Kota Tasikmalaya

lintaspriangan.com, ADVERTORIAL.

Kahatur:
Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya

Bismillahirrahmanirrahiim…

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh…

Puji dan syukur kita panjatkan pada Alloh SWT, serta sholawat dan salam semoga tercurah untuk uswatuna Nabiyulloh Muhammad SAW., beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya, teriring do’a semoga Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya senantiasa berada dalam lindungan Alloh SWT, diberikan kesehatan, serta dimudahkan dalam segala urusan. Allohumma Aamiin.

Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya yang saya muliakan, surat terbuka ini saya tulis karena besarnya keinginan saya untuk bersilaturahmi dengan Bapak/Ibu. Alhamdulillah, beberapa orang guru sudah pernah berkomunikasi langsung dengan saya. Namun karena satu dan lain alasan, saya tidak mungkin bertemu dengan semuanya. Saya memiliki keterbatasan waktu, begitupun dengan Bapak/Ibu. Belum lagi faktor regulasi dan etika, yang boleh jadi menjadi batas di antara kita, setidaknya untuk sementara ini. Semoga surat terbuka ini, bisa sampai ke setiap guru yang ada di Kota Tasikmalaya.

Bapak/Ibu Guru yang dimuliakan Alloh SWT, ijinkan saya mencurahkan apa yang ada dalam hati dan fikiran saya, tentu saja tentang hal yang berkaitan dengan profesi mulia yang saat ini diembankan di pundak Bapak/Ibu sekalian.

Ketika usia remaja, saya pernah mendengar untaian kalimat hikmah yang kurang-lebih begini redaksinya: “Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, hendaknya dengan ilmu.”

Kalimat hikmah di atas begitu melekat di benak saya, dan sampai detik ini, masih menjadi salah satu referensi penting dalam hidup saya. Sederhananya bagi saya: “Mustahil sukses, tanpa ilmu!”

Mungkin karena itulah, tugas besar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pun diawali dengan perintah agar berilmu; “IQRO”. Wallohu’alam bishowwab. Dalam berbagai riwayat, banyak sekali pesan nabi yang dititipkan untuk kita, yang pada hakekatnya menegaskan urgensi ilmu. Sebut saja misalnya, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang, atau pesan tentang rentang waktu menuntut ilmu, dari lahir hingga liang lahat. Di dunia pendidikan modern, konsep ini kemudian dikenal dengan istilah long life education. Atau, tentang optimalisasi ikhitar dalam menuntut ilmu: “Meski harus dikejar hingga negeri China!”

Nelson Mandela, tokoh dunia yang membawa perubahan besar bagi Afrika Selatan, pun pernah berujar, “Tidak ada senjata paling ampuh untuk mengubah dunia, selain ilmu pengetahuan!”

Ada juga kisah nyata yang sangat berharga dari sejarah Jepang. Usai mereka luluh-lantak diterjang bom atom sekutu, Kaisar Hirohito sebagai pimpinan tertinggi Jepang ketika itu, langsung bertanya: “Berapa jumlah guru yang tersisa?”

Para jenderal Jepang kemudian mencoba meyakinkan kaisar, bahwa mereka masih mampu menjamin keselamatan kaisar tanpa harus melibatkan komunitas guru. Tapi kemudian, apa penjelasan Kaisar Hirohito ketika itu?

“Saya bertanya tentang guru bukan untuk menyelamatkan diri saya, tapi untuk menyelamatkan Jepang, dan membangun Jepang ke depan. Hari ini kita kalah, karena kita kurang belajar. Kita tidak tahu apa itu bom atom, seberapa besar dampaknya, dan bagaimana cara menangkalnya. Dalam kehancuran ini, hanya kepada guru, Jepang bisa bertumpu!”.

Apa hasil dari ucapan Kaisar Hirohito pada tahun 1945 tersebut, bisa dilihat dari bagaimana hari ini Jepang menjadi negara yang sangat diperhitungkan di dunia.

Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya yang saya muliakan, saya sepenuhnya meyakini, masalah dan tantangan apapun yang saat ini ada di depan mata kita, baik dalam lingkup Kota Tasikmalaya, atau bahkan negara Indonesia, tidak boleh tidak mengedepankan ilmu. Semua ikhtiar penyelesaian masalah, atau ikhtiar untuk perbaikan dan kemajuan, langkah awalnya harus pada pemanfaatan ilmu. Dan ketika bicara tentang memprioritaskan peran ilmu dalam pembangunan, tentu tidak bisa terlepas dari upaya memprioritaskan para guru. Sederhananya, jangan pernah berani berfikir sukses jika tanpa ilmu. Dan jangan bermimpi bisa menguasai ilmu, tanpa memuliakan guru.

Bapak/Ibu Guru yang saya muliakan, selama guru hanya diperankan sekedarnya, dibatasi oleh aturan-aturan formal yang seringkali justru membelenggu, rasanya sulit untuk melakukan percepatan pembangunan.

Saya yakin, kunci keberhasilan pembangunan di Kota Tasikmalaya yang kita cintai ini, salah satunya adalah pada memuliakan guru, memuliakan Bapak/Ibu sekalian. Seperti apa teknisnya memuliakan guru itu? Tentu tidak bisa saya tentukan secara sepihak, kemudian dipaparkan detil pada surat ini. Bagaimana memuliakan para guru, harus diawali dengan memberi ruang yang cukup kepada Bapak/Ibu, untuk duduk bersama, berdiskusi dan mengkaji sebesar-besarnya peluang yang bisa diberdayakan untuk guru.

Karena itu, dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2024 ini, saya Nurhayati, kontestan nomor urut satu, sangat berharap dapat bersama-sama dengan Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya, untuk membawa kota kelahiran kita ini, ke arah yang lebih baik. Karena Bapak/Ibu, adalah pemegang kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Insha Alloh.

Jika ada kebaikan dalam paparan di atas, tentu dari Alloh SWT. Dan jika ada kekhilafan, semata-mata karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Demikian surat terbuka ini saya buat, untuk segenap guru yang ada di Kota Tasikmalaya yang saya cintai dan muliakan. Akhir kata, saya haturkan jazakumullohu khoiran katsiiraa, atas ketulusan Bapak/Ibu selama menjalankan tugas sebagai guru, meski kerapkali tidak seimbang dengan penghargaan yang Bapak/Ibu dapatkan.

Salam Hormat,
Nurhayati

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button