Nasional

Daftar Wilayah Berpotensi Gempa Megathrust, Info Resmi BMKG & BRIN

lintaspriangan.com, BERITA NASIONAL. Peringatan tentang wilayah berpotensi gempa megathrust kembali menarik perhatian publik setelah berita peringatan dari BMKG dan BRIN kembali mengemuka dalam rilis Kompas, 8 Oktober 2025. Kedua lembaga negara itu menegaskan bahwa ancaman gempa megathrust bukan isu menakut-nakuti, melainkan pengingat ilmiah agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan tanpa panik.


BMKG dan BRIN: Lembaga Resmi dengan Data Ilmiah Terpercaya

Sebelum membahas daftar wilayah berpotensi gempa megathrust, penting mengenal peran dua lembaga ini.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) berfungsi sebagai pengamat dan penyampai informasi resmi mengenai cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami di Indonesia. Semua peringatan dini bencana gempa dan tsunami yang sah bersumber dari lembaga ini.

Sementara itu, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bertanggung jawab melakukan riset ilmiah lintas bidang, termasuk penelitian kebencanaan dan dinamika lempeng tektonik. BRIN berkolaborasi dengan BMKG dan sejumlah universitas untuk menganalisis potensi gempa megathrust menggunakan data geodetik, deformasi kerak bumi, dan catatan sejarah seismik nasional.

Kedua lembaga itu menegaskan bahwa potensi gempa megathrust tidak bersifat ramalan waktu kejadian, tetapi hasil pemodelan ilmiah atas akumulasi energi di zona subduksi yang sudah lama tidak melepaskan tekanan.


Zona yang Diwaspadai: Wilayah Berpotensi Gempa Megathrust

Menurut hasil kajian BMKG dan BRIN, beberapa wilayah berpotensi gempa megathrust berada di jalur subduksi aktif yang membentang dari barat Sumatera hingga timur Indonesia. Jalur ini disebut “zona megathrust”, tempat lempeng samudra bergerak menyusup ke bawah lempeng benua dan menimbun energi besar.

Berikut zona utama yang perlu diwaspadai:

  • Megathrust Selat Sunda – Banten hingga Jawa Barat. Kawasan ini menunjukkan pergeseran lempeng sekitar 4 cm per tahun dan belum mengalami gempa besar selama ratusan tahun.
  • Megathrust Mentawai – Pagai – Siberut. Zona aktif ini berpotensi menimbulkan gempa hingga M 8,9.
  • Segmen Megathrust Selatan Jawa. Wilayah ini terbagi menjadi dua subsegmen, yaitu selatan Jawa Barat–Jawa Tengah dan selatan Jawa Timur, dengan potensi magnitudo mencapai M 8,7.
  • Zona Thrust Papua dan Manokwari. Daerah ini memiliki aktivitas tektonik tinggi dan bisa memicu gempa besar serta tsunami lokal.
  • Wilayah DIY dan sekitarnya. Riset BRIN menemukan zona selatan Yogyakarta menyimpan potensi megathrust M 8,8 yang dapat memicu gelombang tsunami besar di pantai selatan.

BMKG menegaskan bahwa analisis ini bersifat probabilistik, bukan prediksi pasti. Data tersebut menjadi dasar penting bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan mitigasi dan tata ruang wilayah pesisir.


Mitigasi: Siaga Tanpa Panik

BMKG dan BRIN sama-sama menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat. Masyarakat tidak boleh takut, tetapi perlu siap menghadapi risiko dengan langkah nyata:

  1. Tingkatkan edukasi. Warga di zona rawan perlu mengikuti simulasi evakuasi dan memahami peta jalur aman tsunami.
  2. Perkuat bangunan. Pemerintah daerah harus memastikan semua infrastruktur di wilayah rawan memenuhi standar tahan gempa.
  3. Percepat peringatan dini. BMKG memperluas jaringan seismograf dan memperbarui sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) agar informasi cepat sampai ke publik.
  4. Kembangkan pemantauan geodetik. BRIN menggunakan satelit dan sensor deformasi untuk memantau pergerakan kerak bumi serta mengukur tekanan di zona subduksi.

BMKG juga mengingatkan masyarakat agar hanya mempercayai informasi resmi dari kanal BMKG. Berita viral atau ramalan tanpa dasar ilmiah justru bisa menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.


Informasi dari BMKG dan BRIN yang dirilis pada 8 Oktober 2025 menegaskan bahwa wilayah berpotensi gempa megathrust memang ada, tetapi bukan alasan untuk panik. Dengan kesiapsiagaan berbasis ilmu pengetahuan dan disiplin mitigasi, masyarakat bisa hidup lebih aman di kawasan rawan bencana.

Seperti pesan BMKG, “Gempa tidak bisa diprediksi, tetapi dampaknya bisa kita minimalkan.” Karena itu, memahami peta wilayah berpotensi gempa megathrust bukan sekadar wacana — melainkan tindakan cerdas menjaga keselamatan di negeri yang berdiri di atas cincin api dunia ini. (AC)

Related Articles

Back to top button