PKPRI Kabupaten Ciamis Gelar RAT, Amir Kuswaya Sebut 48 Anggota Masih Aktif

lintaspriangan.com. BERITA CIAMIS. Saat ini anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Ciamis yang masih aktif ada 48 koperasi. Hal itu dikatakan Ketua PKPRI Kabupaten Ciamis, Amir Kuswaya usai memimpin Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2024 dan Rencana Kerja (RK)/Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) 2025 di Rest Area Linggar Sari Ciamis, Minggu (11/05/2025).
Kegiatan yang dihadiri oleh jajaran pengurus, pengawas dan perwakilan anggota tersebut menjadi momentum penting bagi seluruh anggota koperasi untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun terakhir sekaligus merumuskan rencana kerja kedepan.
Selain laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, agenda RAT juga mencakup pembahasan rencana strategis untuk peningkatan pelayanan dan kesejahteraan anggota.
“Awalnya ada 58 koperasi anggota, namun kini hanya tersisa 48 yang masih tercatat aktif. Dari jumlah itu, sebagian besar berada dalam kondisi pasif, bahkan nyaris vakum total,” kata Amir.
Menurutnya, PKPRI Ciamis memiliki cakupan wilayah yang tidak hanya meliputi Kabupaten Ciamis, tetapi juga Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran. Hal ini merupakan warisan dari masa sebelum pemekaran wilayah.
“Banjar dan Pangandaran dulu bagian dari Ciamis. Setelah pemekaran, PKPRI-nya tetap menyatu, bisa disebut PKPRI Ciamis Raya. Di daerah lain juga ada yang mengalami hal serupa,” jelasnya.
Amir juga menjelaskan, trend kemunduran koperasi primer, terutama yang sejak awal mengandalkan kegiatan simpan pinjam sebagai tulang punggung usaha. Pelayanan simpan pinjam kini mulai ditinggalkan karena tidak mampu bersaing dengan layanan perbankan.
“Dulu koperasi dikenal karena simpan pinjam, tapi sekarang kalah jauh dengan bank. Mereka tawarkan bunga lebih rendah, tenor lebih panjang,” jelasnya.
Walaupun pihaknya telah mendorong anggota untuk berinovasi dan mengembangkan unit usaha lain, seperti usaha ritel berupa rumah makan dan toko. Namun transformasi tersebut tidak mudah karena keterbatasan modal dan sumber daya di banyak koperasi anggota.
“Kalau memang sudah tidak bisa jalan, ya lebih baik dikembalikan saja simpanannya secara bertahap dan dibubarkan secara bertanggung jawab,” ujarnya.
Amir mengungkapkan, koperasi sekunder seperti PKPRI Ciamis dijadwalkan menggelar RAT antara bulan April hingga Mei, sementara koperasi primer biasanya melaksanakannya pada bulan Januari hingga Maret.
“Meski tengah berada dalam tekanan, RAT tetap dilaksanakan sebagai kewajiban koperasi.
Namun, tidak semua koperasi primer mampu menjalankan kewajiban tersebut tepat waktu,” ungkap Amir.
Diakui Amir, walaupun dengan berbagai keterbatasan, namun di tahun buku 2024 PKPRI Kabupaten Ciamis masih mampu membukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) meski tidak besar. Untuk itu Ia juga merasa bersyukur karena sampai saat ini PKPRI Ciamis masih tetap eksis. .
“Ini sebagai pencapaian positif di tengah menurunnya kontribusi dari koperasi primer. Saat pandemi Covid 19, kami sempat pinjam untuk pembiayaan RAT. Sekarang, alhamdulillah, SHU tetap ada, walau kecil,” jelasnya.
Amir berharap, RAT tersebut menjadi momentum refleksi dan konsolidasi bagi seluruh koperasi anggota, Ia pun mengajak semua pihak untuk tetap menjaga semangat gotong royong dan membuka diri terhadap perubahan model usaha koperasi yang lebih adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman.
“Kami yakin, koperasi masih bisa bertahan dan bahkan berkembang jika mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Tidak harus seperti dulu, yang penting tetap memberi manfaat,” ungkapnya
Melalui RAT tersebut, PKPRI Kabupaten Ciamis berkomitmen untuk terus berinovasi, dengan semangat gotong royong, koperasi bisa tetap eksis dan memberikan manfaat, meski dengan model serta pendekatan usaha yang berbeda dari masa lalu. (Lintas Priangan/Nank)