Siswi MTs Al-Irsyad Garut Ini Sekolah Sambil Gendong Adik dan Berjualan

lintaspriangan.com, BERITA GARUT. Di sebuah ruang kelas di MTs Al-Irsyad Karangpawitan, terlihat seorang siswi duduk sambil menulis pelajaran. Tak seperti teman-temannya, di pangkuannya terlihat ada seorang balita kecil. Gadis remaja itu bernama Zulfa (13). Ia bukan hanya pelajar, tapi juga kakak, ibu kedua, dan pejuang kecil bagi keluarganya.
Setiap pagi, Zulfa berangkat ke sekolah dengan adik di gendongan. Sang adik, balita dengan kondisi down syndrome, tak bisa ditinggal di rumah. Ayah dan ibunya bekerja serabutan, kadang di ladang, kadang di pasar. Maka, sekolah menjadi satu-satunya tempat di mana Zulfa bisa tetap belajar sambil menjaga adiknya.
“Kalau saya tinggalin, enggak ada yang jagain,” katanya pelan kepada seorang guru.
“Tapi saya juga enggak mau bolos sekolah.”
Kalimat sederhana itu mungkin terdengar biasa, tapi di dalamnya tersimpan kekuatan luar biasa. Ada keinginan untuk tetap belajar, meski hidup bertabur keterbatasan.
Sekolah, Adik, dan Dagangan
Setiap hari sepulang sekolah, siswi MTs Al-Irsyad Garut ini tak langsung pulang. Ia membawa jajanan kecil buatan ibunya—keripik dan kue kering—lalu menjualnya di sekitar sekolah.
“Lumayan, buat bantu ibu beli beras,” katanya sambil tersenyum malu-malu.
Ia tak pernah mengeluh, bahkan saat tubuhnya lelah menggendong adik sambil berjalan cukup jauh dari rumah ke sekolah. Di tengah kepenatan itu, Zulfa masih bisa bercanda dengan teman-teman dan tetap memperhatikan pelajaran di kelas.
Guru-gurunya menyebut Zulfa sebagai anak yang rajin dan tabah. “Dia enggak pernah minta izin seenaknya, selalu berusaha ikut pelajaran walau sambil gendong adik,” ujar Rini Suryani, kepala MTs Al-Irsyad Garut.
“Kami bangga punya murid seperti dia,” ujar Rini, lirih.
Viral yang Menggerakkan Hati
Kisah siswi MTs Al-Irsyad Garut ini viral setelah videonya tersebar di media sosial. Dalam video itu, Zulfa terlihat menulis sambil sesekali menenangkan adiknya yang tak bisa diam. Banyak orang yang menitikkan air mata melihatnya. Warganet ramai-ramai memberikan doa dan dukungan.
Beberapa hari setelah viral, datang bantuan dari warga dan donatur. Ada yang memberi perlengkapan sekolah, sembako, hingga susu untuk adiknya. Bahkan, pemerintah daerah mulai menaruh perhatian agar Zulfa bisa belajar dengan lebih tenang.
Namun Zulfa tidak ingin disebut “kasihan”. Ia hanya ingin terus sekolah dan kelak bisa menggapai cita-cita sederhanaya, menjadi guru agama.
“Biar bisa ngajarin anak-anak lain juga,” ujarnya dengan nada polos yang menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya.
Dalam keseharian, Zulfa tak banyak bicara. Tapi tindakannya seolah berteriak lantang: tentang bakti anak kepada orang tua, tentang cinta kakak kepada adik, tentang semangat belajar tak pernah padam, dan tentang keberanian untuk tak kenal menyerah.
Di tengah semua keterbatasan itu, siswi MTs Al-Irsyad Garut ini justru mengajarkan pelajaran yang paling berharga. Zulfa adalah potret nyata, bahwa pendidikan bukan soal seragam baru atau gawai mahal, tapi tentang hati yang kuat dan niat yang tak goyah.
Dan dari ruang kelas sederhana di Karangpawitan itu, Zulfa memberi pesan kepada dunia: tak ada tantangan yang bisa menghentikah langkah, ketika kita benar-benar ingin menggapainya. (GPS)
(Doa terbaik dari Redaksi Lintas Priangan dan para pembaca setianya, untuk kebaikan Zulfa. Semoga Alloh senantiasa menguatkan langkahmu. Dan setiap tetes peluhmu, mendekatkanmu pada kebahagiaan di masa depan. Aamiin.)






