Wali Kota Tasikmalaya Menutup Diri dari Audiensi

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi, menuai kritik tajam setelah menolak bertemu dengan massa aksi dari Forum Komunikasi Pimpinan Ormas Tasikmalaya (FKPOT), Rabu (28/05/2025). Selain menyuarakan aspirasi atas kinerjanya dalam 100 hari pertama menjabat, FKPOT juga menyesalkan atas sikap tertutup Wali Kota terhadap permohonan audiensi dari warga yang sudah pernah diajukan beberapa kali. Ketidakhadiran Viman di tengah tuntutan publik ini memicu kekecewaan mendalam dan dinilai sebagai preseden buruk dalam demokrasi lokal.

“Berulang kali dikirim surat permohonan audiensi dari warga masyarakat, Wali Kota Tasikmalaya sama sekali tidak memberikan respon!” Tegas H. Nanang Nurjamil, tokoh FKPOT, yang diamini oleh ratusan massa aksi.

Massa aksi yang terdiri dari ormas, LSM, komunitas budaya, dan paguyuban Sunda. Mereka menggelar unjuk rasa damai di depan Balai Kota Tasikmalaya). Mereka menuntut keterbukaan dan respons nyata dari Wali Kota terkait berbagai janji pembangunan yang belum terealisasi. Namun, upaya mereka menemui langsung sang wali kota gagal setelah akses ke Balai Kota dibatasi ketat dan Viman tidak menampakkan diri.

“Balaikota rumah rakyat. SOP nomor berapa yang melarang kami sebagai warga Kota Tasikmalaya untuk masuk ke dalam?” Tanya H. Nanang dalam orasinya.

Pertanyaan H. Nanang sempat mendapatkan jawaban dari Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya dan Kapolres Tasikmalaya Kota. Namun, baik H. Nanang maupun massa aksi, merasa jawaban dari keduanya tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

“Ketidakhadiran Wali Kota kami nilai sebagai bentuk pengabaian terhadap suara rakyat yang telah mempercayakan mandat kepadanya. Kami datang dengan niat membangun, bukan mengkritik secara destruktif,” ujar Dede Sukmajaya, juru bicara FKPOT.

Ia menegaskan bahwa sikap tertutup seperti ini dapat merusak kepercayaan publik dan mencederai prinsip transparansi pemerintahan.

Setelah upaya bertemu di Balai Kota gagal, massa kemudian melanjutkan aksinya ke Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Di sana, mereka menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat sembari menampilkan atraksi budaya sebagai simbol cinta dan harapan untuk kemajuan kota.

Ketidakhadiran Wali Kota Viman Alfarizi pada momentum penting ini mengundang pertanyaan serius tentang komitmen pemerintah daerah dalam mengakomodasi aspirasi publik dan membuka ruang dialog yang konstruktif. Para pengamat politik lokal menyatakan bahwa sikap seperti ini dapat menimbulkan kesan bahwa pemimpin daerah enggan menghadapi kritik dan kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Hingga berita ini diturunkan, Wali Kota Tasikmalaya belum memberikan pernyataan resmi mengenai aksi dan tuntutan massa. (Lintas Priangan/DH)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More