Sujud Syukur di Andalusia: Kemenangan Cecep–Asep Usai Palu MK Berketuk

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Senin sore yang tenang di Perumahan Andalusia, Kota Tasikmalaya, mendadak pecah oleh sorak haru. Di antara puluhan orang yang menatap layar siaran langsung Mahkamah Konstitusi (MK), sosok Cecep Nurul Yakin tiba-tiba berlutut, menunduk, lalu menyentuhkan dahinya ke lantai. Sujud syukur. Palu MK telah diketuk. Gugatan lawan ditolak. Cecep–Asep resmi menang.


Langit di atas Kota Tasikmalaya baru saja memudar ke jingga, tapi suasana di rumah Cecep Nurul Yakin tak sepadan dengan ketenangan sore. Sejumlah pendukung, relawan, hingga anggota keluarga berkumpul dalam suasana tegang menunggu detik-detik pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024.

Waktu menunjukkan pukul 16.23 WIB. Di layar, Majelis Hakim MK mulai membacakan hasil sidang perkara Nomor 324/PHPU.BUP-XXIII/2025. Dua paslon yang menggugat—pasangan calon nomor 01 dan 03—menyampaikan keberatan atas hasil PSU yang sebelumnya dimenangkan oleh pasangan Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Al Ayubi. Tapi MK menyatakan lain.

Gugatan dinyatakan ditolak seluruhnya.

Pernyataan itu seolah menghentikan waktu sejenak. Mata-mata yang tadinya penuh waswas berubah jadi berkaca-kaca. Cecep Nurul Yakin, tak kuasa menahan rasa syukur, langsung sujud di tengah ruangan. Disusul pelukan, tangis bahagia, dan teriakan takbir dari orang-orang di sekelilingnya.

“Itu bukan cuma kemenangan politik,” ujar salah satu relawan. “Ini kemenangan dari jalan panjang yang penuh tantangan.”

Putusan MK tersebut berarti final. Tidak ada gugatan lanjut. Tidak ada sengketa susulan. Cecep–Asep adalah pemenang sah. Seluruh proses telah sesuai hukum, dan hasil PSU yang sempat digugat tetap sah secara konstitusional.

Mahkamah menyatakan bahwa dalil yang diajukan pemohon tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pelanggaran yang sistematis, terstruktur, dan masif. Bahkan eksepsi pihak termohon diterima seluruhnya.

Di balik keputusan hukum itu, ada cerita kemanusiaan yang menyentuh: tentang bagaimana seorang calon pemimpin tidak hanya menunggu hasil di ruang dingin institusi, tapi memilih bersama rakyatnya, mendengar langsung detak harapan di antara doa dan kekhawatiran.

Di Perumahan Andalusia, suasana berubah menjadi tawa dan peluk. Anak-anak berlarian, ibu-ibu bersyukur, dan para tokoh mulai berdiskusi tentang masa depan Kabupaten Tasikmalaya.

“Kami tidak hanya menang pemilu, kami menang kepercayaan,” kata salah seorang pendukung berat Cecep-Asep saat dihubungi Lintas Priangan.

Proses menuju kemenangan itu bukan tanpa aral. PSU digelar setelah MK memutuskan ada persoalan dalam pilkada sebelumnya. Gugatan demi gugatan menyusul. Tapi Cecep–Asep tetap melangkah, percaya pada mekanisme hukum.

Kini, mereka hanya tinggal menunggu pelantikan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya. Namun bagi sebagian orang di ruangan itu, kemenangan sudah lengkap sejak dahi Cecep menyentuh lantai ruang tamu rumahnya sendiri.

Karena di sana, bukan sekadar kursi kekuasaan yang diraih, tapi rasa percaya dari ribuan warga yang ingin perubahan.


Dari layar MK ke lantai rumah sendiri, dari ketegangan ke kelegaan, dari gugatan ke pelantikan. Di Tasikmalaya, politik hari ini bukan sekadar permainan angka, melainkan kisah haru tentang sebuah kemenangan yang ke depan, pasti menuntut tanggung jawab, baik dunia maupun akhira

“Wilujeng Kang Cecep, Wilujeng Kang Asep. Mugi janten pamingpin nu amanah tur istiqomah. Aamiin.” (Lintas Priangan/AA)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More