Viral di TikTok, Kondisi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Kumuh!
Video TikTok berdurasi 58 detik memperlihatkan kondisi mengenaskan RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Netizen geram, menyebut bangunan kumuh dan pelayanan buruk. Dapat 7500 like dan hampir 1000 komentar, video ini memicu kritik terhadap kinerja Pemkot Tasikmalaya. Simak ulasan dan komentar pedas publik.

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Sebuah video berdurasi 58 detik yang diunggah akun TikTok bernama @ErnaKrisnawati135 mendadak menjadi sorotan publik setelah menyajikan potret memilukan kondisi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Tayangan singkat namun penuh makna itu memperlihatkan berbagai sudut rumah sakit yang tampak kumuh, tua, dan nyaris tak terurus.
Dalam narasi video yang dibubuhi caption: “Penampakan Rumah Sakit RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya beneran tidak terusur dan horor… #pendapat saya pribadi”, terdengar suara seorang perempuan dewasa yang menyampaikan kegelisahannya saat menyaksikan kondisi fisik bangunan rumah sakit:
“Ke rumah sakit umum Tasikmalaya, ini kondisinya kaya begini, ya Alloh ya karim. Ruangannya tuh liat tuh, kayak begini, ya Alloh. Ini rumah sakit tahun 2025. Kayak gini tua banget sih rumah sakit.”
Video tersebut menampilkan sejumlah potongan visual yang menggambarkan:
- ruangan yang terkesan lembab dan tak terurus,
- torent air berukuran tidak proporsional,
- saluran dan genting yang rusak parah,
- kusen kayu lapuk,
- rumput liar yang tinggi,
- kursi patah,
- cat dinding penuh jamur dan terkelupas,
- kursi tunggu besi yang sudah karatan,
- hingga tempat sampah yang menjijikkan.
Tak hanya itu, Erna menyematkan sindiran tajam dalam caption video yang berbunyi:
“kamarana pemimpin tasik? barobo sugan?”
(Secara bebas diterjemahkan: “pada ke mana pemimpin Tasikmalaya? Pada tidur?”)
Sejak diunggah dua hari lalu, video tersebut telah mendapatkan lebih dari 7.500 like, hampir 1.000 komentar, dan dibagikan ulang hingga 1.700 kali. Jumlah tersebut terus bertambah, seiring makin banyaknya warganet yang merasa terpanggil untuk bersuara.
Ketika Frustrasi Publik Menemui Panggungnya
Respons dari para pengguna TikTok pun tak kalah menggelegar. Kolom komentar video tersebut dipenuhi keluhan, sindiran, hingga luapan amarah terhadap kondisi layanan kesehatan di kota yang dikenal sebagai “Pusat Priangan Timur” itu.
Beberapa komentar warganet yang menonjol antara lain:
- “Pelayanan bobrok, bangunannya juga bobrok,” tulis akun Diki Suganda dengan nada getir.
- “Bapak saya dirawat di sittu, ya ampuun si kasur banyak banget cecunguk,” ungkap @alfarizki, menunjukkan bahwa kondisi buruk ini bukan hal baru.
- “RSU Tasik eleh ku RSU Ciamis, bedana ge jauh,” sindir @dewiwkwk, membandingkan kondisi RSUD dr. Soekardjo dengan rumah sakit di kota tetangga.
- “Dananya habis dimakan tikus besar,” komentar @KenangAr yang sepertinya menyentil dugaan korupsi dan salah urus.
Komentar-komentar ini bukan hanya ekspresi sesaat, tetapi mencerminkan keresahan kolektif masyarakat akan kualitas pelayanan publik yang jauh dari kata layak. Rumah sakit, sebagai salah satu indikator utama kesejahteraan dan tanggung jawab negara terhadap warganya, kini tampil sebagai simbol kegagalan yang memprihatinkan.
Menanggapi viralnya video tersebut, pemerhati sosial dan pemerintahan Diki Samani turut menyampaikan pandangan kritisnya:
“Ini realitas yang tak bisa disangkal oleh siapapun, bahwa kinerja pemerintah kota buruk. Pasar, terminal, lalu rumah sakit, semuanya memprihatinkan. Padahal setiap kampanye, fasilitas-fasilitas publik selalu jadi materi yang dijanjikan. Kita lihat, waktu yang akan menentukan, seberapa mampu kepemimpinan pemkot hari ini bisa memperbaiki semua keprihatinan tersebut.”
Diki juga mendorong agar dilakukan audit menyeluruh terhadap pengelolaan RSUD dr. Soekardjo, termasuk evaluasi perencanaan anggaran daerah untuk sektor kesehatan.
Fenomena ini sejatinya bukan kejadian sekali waktu. RSUD dr. Soekardjo, yang merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah, sudah lama disebut-sebut mengalami penurunan kualitas baik dari sisi infrastruktur maupun pelayanan.
Kini, publik menanti. Apakah pemerintah kota akan bersikap reaktif sekadar menambal kerusakan, atau benar-benar mengambil langkah sistematis untuk memperbaiki kualitas layanan dasar di sektor kesehatan?
Di era digital, satu video amatir bisa lebih kuat dari laporan tebal penuh angka. Apa yang ditampilkan @ErnaKrisnawati135 adalah cerminan dari kenyataan yang selama ini mungkin luput dari perhatian atau justru sengaja diabaikan. Kini saatnya pemerintah kota menjawab, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan tindakan nyata dan transparan. (Lintas Priangan/AA)