Hadiri Halal Bihalal, Bupati Herdiat Sebut 16 Persen Penduduk Ciamis Mengalami Stunting

lintaspriangan.com. BERITA CIAMIS. Saat ini sekitar 16% penduduk Kabupaten Ciamis mengalami masalah kekurangan gizi dan stunting. Jumlah ini cukup signifikan, dan kita harus bersama-sama membantu mengatasi masalah ini.
Hal itu dikatakan Bupati Ciamis, Dr. H Herdiat Sunarya dalam sambutannya di acara Halal Bihalal yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis, Selasa (15/04/2025) di Halaman Pendopo Kabupaten Ciamis.
“Bayangkan, 16% dari 1,3 juta penduduk Ciamis, atau lebih dari 100.000 orang, mengalami kekurangan gizi. Ini adalah masalah serius yang perlu perhatian kita semua, baik dari pemerintah, alim ulama, hingga lembaga kemasyarakatan,” katanya.
Bupati juga menyampaikan informasi terkait program nasional dari pemerintah pusat yang sedang berjalan, yaitu pemberian makanan bergizi secara gratis (MBG) untuk semua murid sekolah di Indonesia, termasuk Kabupaten Ciamis.
Program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencanangkan “Generasi Emas” pada tahun 2045 mendatang, yang tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga di bidang kesehatan masyarakat.
Dijelaskan Bupati, program tersebut sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap generasi penerus bangsa. MBG ini diharapkan dapat membantu mengurangi masalah kekurangan gizi yang masih tinggi di masyarakat, terutama kalangan anak-anak sekolah.
Menurutnya, program MBG merupakan langkah prioritas pemerintah untuk mengurangi prevalensi stunting dan gizi buruk di Indonesia termasuk di Kabupaten Ciamis.
“Program pemberian makanan bergizi ini menjadi langkah penting, namun untuk mencapai hasil maksimal, dibutuhkan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengingatkan agar masyarakat Tatar Galuh Ciamis selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, mengingat saat ini cuaca ekstrem tengah melanda wilayah Kabupaten Ciamis.
Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi hampir di seluruh wilayah Ciamis, terutama di daerah rawan longsor seperti Pamarican, Cidolog dan Panawangan, membuat kita harus lebih waspada.
“Pergerakan tanah dan potensi longsor sangat mengkhawatirkan, untuk itu kita harus hati-hati dan siap siaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana,” ungkapnya.

Menurutnya, ada beberapa daerah di Kabupaten Ciamis yang mengalami pergerakan tanah, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di jalan Cimaragas-Cidolog tejadi keretakan tanah sehingga menyebabkan terputusnya sarana transportasi.
“Alhamdulillah, dalam tiga hari akses Cimaragas-Cidolog selesai diperbaiki dan dapat dilalui kendaraan. Namun, saya ingatkan masyarakat harus tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi bencana yang bisa datang kapan saja,” ujarnya.
Atas nama pribadi dan pemerintah Bupati juga mengucapkan Minal ‘Aidin Wal-Faidzin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh warga Tatar Galuh Ciamis.
“Alhamdulillah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita dapat berkumpul untuk melaksanakan Halal Bihalal,” ungkapnya
Sementara itu ketua pelaksana Halal Bihalal yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Dr. H Andang Firman Triyadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung jalannya kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Terluas dan Terbesar di Jabar, Alun-Alun Ciamis Simbol Kebangkitan Ekonomi Masyarakat Tatar Galuh
Selain Halal Bihalal, selama bulan ramadhan Pemkab Ciamis juga telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial seperti taraweh keliling (tarling) dan pemberian santunan kepada yang membutuhkan.
“Adanya Halal Bihalal ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama dan mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam mengatasi tantangan sosial dan lingkungan,” katanya.
Halal Bihalal ini juga menjadi momentum untuk lebih peduli terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam upaya menanggulangi masalah gizi buruk dan stunting yang masih tinggi.
Acara Halal Bihalal dihadiri seluruh OPD, unsur Forkopimda, para camat, kepala desa, organisasi wanita, berbagai elemen masyarakat, organisasi kemasyarakatan (ormas), para santri dari pondok pesantren, tokoh agama dan tokoh masyarakat. (Nank Irawan/lintaspriangan.com)




