Tragedi Bunuh Diri di Universitas Widyatama: Pegawai Lama Ditemukan Tewas Usai Lompat dari Lantai Enam

Pegawai Universitas Widyatama tewas diduga bunuh diri setelah melompat dari lantai enam gedung kampus di Bandung.
lintaspriangan.com, Berita Bandung — Lingkungan akademik Universitas Widyatama, Kota Bandung, dikejutkan oleh peristiwa tragis pada Selasa malam, 28 Oktober 2025. Seorang pegawai kampus berinisial RP (46) ditemukan meninggal dunia setelah diduga melakukan bunuh diri di Universitas Widyatama dengan cara melompat dari lantai enam gedung.
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB di area Gedung B, tepatnya di sekitar foodcourt kampus. Tubuh korban ditemukan tergeletak di halaman dengan kondisi mengenaskan. Dalam waktu singkat, kabar tersebut menyebar di kalangan mahasiswa dan pegawai kampus, memunculkan duka mendalam bagi civitas akademika.
Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung segera menurunkan tim Inafis Satreskrim untuk melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan sejumlah luka serius di tubuh korban yang menunjukkan dampak benturan keras akibat terjatuh dari ketinggian.
“Korban diduga sementara bunuh diri dengan luka di bagian pinggul, lutut, pergelangan kaki kiri, siku, hingga dada kiri. Beberapa tulang juga mengalami patah,” ujar Kasi Humas Polrestabes Bandung, AKP Nurindah, dalam keterangan resminya, Kamis (30/10/2025).
Meski dugaan kuat mengarah pada tindakan bunuh diri, polisi menegaskan bahwa motif di balik peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan. Hingga kini, belum ditemukan indikasi tindak pidana atau unsur kekerasan dari pihak lain. Jasad korban dibawa ke RS Sartika Asih untuk proses autopsi lebih lanjut oleh tim forensik.
Duka Mendalam dari Keluarga Kampus
Kabar bunuh diri di Universitas Widyatama meninggalkan luka mendalam bagi keluarga besar kampus. Korban diketahui telah bekerja selama sekitar 25 tahun sebagai staf di Biro Fasilitas Universitas Widyatama. Rekan kerja mengenalnya sebagai sosok yang tenang, berdedikasi, dan jarang memperlihatkan masalah pribadi di lingkungan kerja.

Sekretaris Universitas Widyatama, Marisa Astuti, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan rekaman CCTV, korban terlihat naik ke lantai enam Gedung B sebelum akhirnya terjun.
“CCTV sudah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk kepentingan penyelidikan. Semua bukti dan saksi juga sudah kami sampaikan,” kata Marisa.
Marisa menambahkan, pihak kampus tidak mendeteksi adanya masalah atau tekanan yang dihadapi korban sebelumnya. “Kesehariannya biasa saja. Beliau masih berinteraksi seperti biasa dengan rekan-rekan kerja. Tidak ada tanda-tanda emosional ataupun masalah pribadi yang mencolok,” ujarnya.
Pihak kampus, lanjut Marisa, sangat terkejut dengan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan, terutama karena almarhum masih memiliki anak-anak kecil.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Semoga keluarga diberi ketabahan dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” katanya.
Polisi Telusuri Motif di Balik Aksi Tragis Ini
Polisi hingga kini belum dapat memastikan penyebab pasti bunuh diri di Universitas Widyatama tersebut. Dugaan kuat mengarah pada tekanan pribadi, namun penyidik masih menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan psikologis lanjutan.
AKP Nurindah menegaskan bahwa tidak ada indikasi kekerasan fisik selain luka akibat benturan. Namun, pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari keluarga, rekan kerja, serta pihak universitas.
“Kami masih menelusuri apakah ada faktor pekerjaan, masalah pribadi, atau gangguan kesehatan mental yang memicu tindakan ini,” jelasnya.
Sementara itu, psikolog dari Universitas Padjadjaran, Dr. Rini Puspitasari, menilai kasus seperti ini perlu menjadi pengingat penting bagi institusi pendidikan untuk memperhatikan kesehatan mental pegawai dan mahasiswa. “Lingkungan akademik sering kali menuntut produktivitas tinggi. Namun, perhatian terhadap kesejahteraan emosional masih sering diabaikan,” katanya saat dihubungi Tempo, Kamis malam.
Ia juga menambahkan bahwa pencegahan bunuh diri di tempat kerja atau kampus harus dilakukan secara sistematis melalui pendekatan komunikasi terbuka, pendampingan psikologis, serta pelatihan deteksi dini bagi rekan kerja.
Kasus bunuh diri di Universitas Widyatama mengguncang publik. Polisi masih menyelidiki motifnya, sementara kampus berduka atas kehilangan pegawai lama tersebut. (MD)
 



 
						


