Tajuk

Fenomena Trio EGI dan Banjir di Kota Tasikmalaya

lintaspriangan.com, TAJUK LINTAS. Kalau hujan turun deras di Kota Tasikmalaya, warga sudah tahu artinya: sebentar lagi air naik, banyak jalanan berubah jadi kolam, dan grup WhatsApp penuh foto dan video genangan.
Namun sejak wali kota dijabat Pak Viman, ada satu jenis banjir yang pelan-pelan datang, lalu semakin hari semakin suliit dikendalikan, yaitu banjir bisik-bisik. Bukan tentang sampah dalam selokan atau bangunan di atas drainase, tapi tentang Trio EGI.

E-G-I, tiga huruf sederhana, tapi katanya berdaya tekan tinggi.
Mereka bukan pejabat, bukan ASN, bukan bagian dari birokrasi, tapi entah bagaimana bisa punya pintu masuk ke mana-mana. Banyak dinas yang tiba-tiba membuka pintu lebar-lebar untuk mereka.
Ada yang bilang, mereka “jembatan emas” antara aspirasi dan keputusan.
Ada juga yang bilang, mereka seperti juru parkir politik, tahu siapa yang boleh lewat, siapa yang disuruh mundur.

Fenomena Trio EGI ini awalnya mulai terdengar di balik tembok birokrat yang kedap. Lalu perlahan, mulai mengalir jadi obrolan warung kopi. Dan dalam satu bulan ke belakang, Trio EGI mulai naik di panggung media sosial.
Ada akun yang mengunggah foto tiga orang dengan caption: “Trio EGI, (Energik, Gesit, Inovatif)”, dengan emoticon nyengir sebagai penutup.
Akun yang lain menulis: “Oh ternyata benar Trio EGI ya.” Kalimat singkat penuh misteri ini dipublish sore hari, Jumat (31/10/2025), hari dimana paginya ratusan pejabat di lingkungan Pemkot Tasikmalaya dilantik.
Ada juga yang lebih telanjang. Begini katanya: ““Bukan Trio EGI yang kuat, tapi Wali Kota yang pandai berpura-pura tak tahu. “Kenapa terjebak narasi Kambing-Hitamkan Trio EGI? Tertipu! Justru Viman pura-pura lugu!”
Tiga postingan yang terdeteksi Lintas Priangan di atas lumayan menyulut diskusi warganet. Yang pada akhirnya, membuat panggun baru untuk Trio EGI. Jika selama ini mereka main di panggung temaram dibalik bisik-bisik ASN, kini mereka mulai Go Publish, digunjingkan di media sosial.

Nama Trio EGI pun kini lebih cepat beredar dari air hujan di selokan.
Mereka disebut-sebut tahu di mana proyek akan dimulai, dan siapa yang duduk di kursi mana.
Semuanya katanya “bisik-bisik”, tapi anehnya, bisikannya sampai juga ke telinga banyak orang.
Barangkali karena di kota kecil, suara setipis desahan pun bisa menggema seperti toa masjid.

Beberapa warga bahkan mulai membandingkan mereka dengan fenomena alam di Tasik.
Setiap kali banjir datang, ada yang nyeletuk,
“Coba usul perbaikan drainasenya lewat Tio EGI, besok juga pasti diperbaiki.”
Dan ketika pohon tumbang di tengah jalan, komentar lain muncul,
“Kenapa angin memilih pohon yang itu tumbang? Pasti atas masukan Trio EGI.”

Sindiran-sindiran itu tentu disampaikan dengan tawa, tapi tawa di Tasik sering punya dua lapis: satu karena lucu, satu lagi karena pasrah.
Seolah warga sudah hafal rumusnya. Setiap hujan turun, ada genangan yang akan naik dan membuat warga resah. Dan di setiap rintik itu, ada nama EGI terselip.
Keduanya datang bersamaan, dan sepertinya dua-duanya sulit diatasi.

Mungkin di era Pak Viman, Kota Tasik butuh drainase ganda:
satu untuk menyalurkan air hujan, satu lagi untuk menyalurkan informasi faktual, yang mental lewat jalur Trio EGI.
Sebab kalau dibiarkan mengendap, keduanya bisa menimbulkan hal yang sama, bau yang tak sedap!

Namun begitulah hidup di kota kecil yang penuh cerita besar.
Orang-orang mungkin tak tahu pasti siapa Trio EGI, tapi semua merasa pernah mendengar tentang mereka.
Mereka seperti Wi-Fi di Balai Kota: tak terlihat, tapi sinyalnya kuat dan selalu tersambung ke “pusat kendali”. Maklum, selain memang dari lingkaran staf pribadi, Trio EGI ini kabarnya juga terhubung dalam ikatan kerabat.

Dan ketika air mulai surut, pohon ditebang, dan sampah dibersihkan,
bisik-bisik tentang Trio EGI tetap mengalir dengan tenang, pelan, tapi tak pernah benar-benar berhenti.
Mungkin ini bedanya fenomena banjir air dengan banjir bisik-bisik: tanpa ada pengumuman, tapi begitu kuat dirasakan.

Dan sepertinya, perbincangan di acara ngopi bareng SWAKKA (komunitas wartawan dan konten kreator) nanti malam pun, tak bisa lepas dari gosip tentang Trio EGI.

Giuliana P. Sesarani

Giuliana Puti Sesarani, S.H. Redaktur Pelaksana Lintas Priangan [lintaspriangan.com]

Related Articles

Back to top button