Tiga Bersaudara dari SMI Unit Gunung Cupu, Curi Perhatian di Galuh Pakuan Championship 2025

lintaspriangan.com. CIAMIS. Aksi tiga bersaudara dari Satria Muda Indonesia (SMI) Unit Gunung Cupu Kabupaten Ciamis, mencuri perhatian di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat Galuh Pakuan Championship Series 2025, yang resmi ditutup pada Minggu (29/06/2025) di Gelanggang Galuh Taruna (GGT) Kabupaten Ciamis.

Mereka adalah Iqlima Amatul Mugit (15) peraih Medali Emas pada Kategori Pra Remaja. Syahmina Umairah Rabiana (12) Medali Perunggu, Kategori Usia Dini 2 dan Nadhif Raffa Zavier (6) peraih Medali Perunggu pada Kategori Usia Dini 1

Di usia yang masih sangat belia, ketiganya tampil memukau dengan teknik solid, semangat juang tinggi, dan mental tanding luar biasa. Bukan sekadar menang, mereka berhasil menunjukkan nilai-nilai luhur pencak silat: disiplin, sportifitas, dan keberanian.

Seperti diketahui, Kejurnas Pencak Silat Galuh Pakuan Championship Series 2025 merupakan salah satu turnamen pencak silat terbesar di Priangan Timur. Ajang bergengsi ini digelar dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79, melibatkan 947 pesilat dari berbagai penjuru Indonesia.

Orang tua ketiga altet, Yogi mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas pencapaian anak-anaknya. Ia melihat prestasi ini sebagai hasil dari ketekunan mereka dalam berlatih, meski harus mengorbankan waktu bermain dan bersantai.

“Latihan mereka intens, bahkan harus menahan diri dari bermain gawai dan keluar rumah. Alhamdulillah, pengorbanan itu berbuah manis,” katanya, Selasa (01/07/2025).

Namun bagi Yogi, lebih dari sekadar medali, pencak silat adalah sarana pembentukan karakter. “Kami ingin anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, dan percaya diri. Prestasi hanyalah bonus,” ujarnya.

Ia berharap, prestasi ini menjadi awal dari perjalanan panjang menuju pentas nasional. Semoga mereka terus rendah hati dan tidak cepat puas.

“Saya titip pesan untuk anak-anak agar terus berlatih, tidak cepat puas, dan tetap rendah hati. Semoga di masa mendatang mereka bisa menorehkan prestasi di tingkat nasional, mengharumkan nama Kabupaten Ciamis dan juga Indonesia,” ungkapnya.

Iqlima, peraih emas, mengaku senang usahanya tak sia-sia. “Latihan tiap hari, kadang capek. Tapi akhirnya menang juga. Bahagia banget,” katanya.

Sementara adiknya, Syahmina, termotivasi untuk meraih medali emas di kejuaraan berikutnya, sedangkan Zavier yang baru pertama kali bertanding mengungkapkan keinginannya untuk terus latihan agar bisa seperti kakaknya.

BACA JUGA: Usia 74 Tahun, Nenek Imas Raih Ijazah SMP, Simbol Semangat Belajar Sepanjang Usia

Pelatih SMI Unit Gunung Cupu menyebut keberhasilan mereka bukan sekadar karena bakat, tetapi buah dari latihan yang konsisten dan dukungan penuh keluarga. “Mereka adalah contoh nyata bagaimana pencak silat dapat menanamkan karakter sejak dini,” ujarnya.

Sementara itu, Event Manager Fair Play Indonesia, Imam Tauhari, menyebut kejuaraan ini sebagai yang terbesar yang pernah mereka gelar. “Hampir seribu peserta, ini bukti bahwa pencak silat tetap relevan sebagai olahraga tradisional sekaligus media pembinaan karakter,” jelasnya.

Imam juga menyampaikan apresiasi kepada IPSI Ciamis, Kapolres Ciamis, panitia, dan sponsor yang telah berkontribusi menyukseskan acara. Ia berharap Galuh Pakuan Championship bisa menjadi agenda tahunan berskala nasional.

“Ciamis layak menjadi barometer pencak silat nasional. Melalui event seperti ini, pembinaan atlet usia dini bisa berjalan lebih masif dan berkualitas,” ujarnya.

Kejuaraan ini membuktikan kalau pencak silat bukan sekadar pertarungan teknik, tapi juga ruang membangun karakter, mental, dan semangat kebangsaan. Seperti yang ditunjukkan oleh tiga bersaudara dari Masagi Silat Club, pencak silat telah menjadi jalan hidup yang menempa mereka menjadi pribadi yang tangguh dan berintegritas sejak dini. (Lintas Priangan/Nank)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More