Warga Kota Tasikmalaya Geram, Hujan Baru 1 Jam, Banjir di Mana-Mana

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Hujan deras yang turun baru satu jam pada Selasa sore, (02/12/2025), kembali membuat Kota Tasikmalaya kewalahan. Genangan muncul di berbagai titik, dari jalan lingkungan hingga ruas utama kota. Warga pun geram, merasa peristiwa ini semakin sering terjadi dan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Di kawasan Bebedilan–Cempaka Warna, Kecamatan Cihideung, air meluap hingga menutup sebagian badan jalan. Para pengendara motor banyak yang terjebak, bahkan beberapa di antaranya mengalami mogok karena ketinggian air. Kondisi yang sama juga terlihat di sejumlah titik lain, termasuk kawasan Sukagalih dan Paseh.
Yang paling mencolok, Jalan HZ Mustofa, jalan protokol dan wajah kota ini uga tak luput dari banjir. Alih-alih menjadi pusat aktivitas ekonomi yang ramai dan rapi, kawasan tersebut lagi-lagi disulap hujan menjadi kolam dadakan.
“Sedih. Setiap hujan pasti kebanjiran. Seperti enggak ada perubahan dari tahun ke tahun,” ujar seorang warga Sukagalih yang sejak lama mengeluhkan kondisi tersebut.
Aktivis Kritik Keras Kinerja Pemerintah: “Inikah Hasil Kajian Teknis?”
Asep Kustiana, Aktivis Muda Kota Tasikmalaya, dengan tegas menyebut ada persoalan serius dalam kinerja pemerintah kota, terutama bidang yang menangani pengelolaan sumber daya air (PSDA).
“Ada satu bidang yang dari dulu hanya berwacana. Apa yang sudah dilakukan? Bangunan yang melanggar pun tidak diberikan solusi jelas, sementara pembangunan yang legal malah dipersulit dengan alasan ‘kajian teknis’,” ujar Asep.
Ia mempertanyakan kualitas kajian teknis yang selama ini dijadikan dalih untuk menahan atau menyetujui pembangunan.
“Kalau benar ada kajian teknis dari para ahli, kenapa banjir di Kota Tasikmalaya masih terjadi di mana-mana? Saluran-saluran tersumbat hanya dibersihkan sesaat. Seakan tidak ada program jangka panjang,” lanjutnya.
Asep juga mengungkapkan bahwa komunikasi untuk meminta klarifikasi kepada pihak dinas kerap tak kunjung memperoleh jawaban. “Mungkin sedang sibuk menangani banjir atau sedang mencari solusi? Tapi faktanya, warga tetap jadi korban,” sindirnya.
Keluhan Warga Makin Mengalir, Solusi Tak Kunjung Datang
Keluhan warga makin menguat seiring banjir yang kembali melumpuhkan kota dalam waktu singkat. Hendra Kustiawan, warga Paseh, menyuarakan keresahan yang selama ini dirasakan masyarakat.
“Kerja apa pemerintah itu? Setiap hujan tetap banjir. Fungsinya dinas terkait apa?” katanya geram.
Iman Fauzi, warga Cibaregbeg Tugujaya, menambahkan bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya seakan menunggu kejadian buruk dulu baru bertindak.
“Harus nunggu ada kejadian seperti di kota-kota lain dulu? Kerja apa pemerintah itu?” ujarnya tajam.
Tasikmalaya di Titik Kritis: Butuh Langkah Nyata, Bukan Wacana
Keluhan warga dan kritik aktivis menegaskan satu hal: persoalan banjir di Kota Tasikmalaya bukan sekadar masalah curah hujan, melainkan lemahnya sistem pengelolaan air dan minimnya program jangka panjang.
Jika hujan satu jam saja sudah membuat kota tergenang, maka ada yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Saat warga setiap hari berjuang mempertahankan aktivitas dari banjir, sudah selayaknya pemerintah benar-benar hadir dengan langkah nyata, bukan lagi janji, wacana, atau sekadar laporan kegiatan.
Kota Tasikmalaya butuh solusi yang konsisten, terencana, dan dieksekusi tanpa menunggu bencana lebih besar. Warga sudah terlalu sering menjadi korban. Pemerintah kini dituntut menunjukkan kerja, bukan alasan. (AS)




