Berita Tasikmalaya

Status WA Diky Candra Menuai Sorotan Publik

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Sebuah unggahan status WhatsApp milik Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra Negara, pada Kamis (04/12/2025), menghebohkan ruang publik lokal. Status tersebut dinilai mengandung sinyal kuat bahwa kondisi internal Pemerintah Kota Tasikmalaya sedang tidak harmonis. Dari redaksi kalimatnya, banyak pihak menduga pesan itu diarahkan kepada Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan.

Dalam statusnya, Diky menuliskan kutipan bernuansa metafora militer:
“Prajurit bingung, bila tujuan perang tidak jelas. Apa yang akan kita perangi? Bagaimana strateginya? Kemana awal melangkah? Prajurit akan banyak diam, bisa saja berkhianat, bahkan yang terburuknya bisa saling tembak bila ‘perintah tidak jelas’.” (Whong Tha Siq)

Kutipan itu segera menuai beragam komentar. Bagi sebagian pihak, tulisan tersebut bukan sekadar status biasa, melainkan bentuk kegelisahan seorang wakil kepala daerah terhadap dinamika pemerintahan yang ia ikut pimpin.


Gejolak Komunikasi Internal

Menurut informasi dari salah seorang pejabat di Pemkot Tasikmalaya, wajar jika kemudian Diky Candra mengungkapkan kegelisahan tersebut. Tentu, hal tersebut bukan tanpa sebab. Menurutnya, apa yang ditulis Diky mencerminkan kondisi pemerintahan yang belakangan ini memang tidak berjalan mulus.
“Kalau dibaca konteksnya, itu jelas menggambarkan kondisi internal yang saat ini sedang terjadi, memang sedang tidak baik-baik saja. Dan itu sangat berkaitan dengan performa wali kota sebagai pemimpin daerah,” ujarnya.

Sumber tersebut mengungkapkan setidaknya ada sejumlah faktor yang membuat situasi tidak harmonis ini muncul. Yang pertama adalah soal hubungan antara wali kota dengan para kepala SKPD, yang oleh sumber itu disebut masih jauh dari ideal.

“Menurut saya dan sering jadi perbincangan di internal ASN, Pak Wali itu belum sepenuhnya bisa menguasai para komandan ASN. Banyak kepala SKPD yang merasa belum dirangkul dengan baik. Komunikasinya terlalu normatif,” katanya.

Pernyataan itu selaras dengan informasi dari seorang pejabat eselon II yang pernah menuturkan, bahwa hingga kini, pendekatan personal dari pimpinan daerah belum terasa kuat. Padahal, menurutnya, wali kota tidak perlu ragu, karena ASN itu dididik untuk loyal pada pimpinan, siapapun yang memimpin hari ini, selama ada kejelasan arah dan komunikasi.


Mediator di Tengah Chemistry yang Tak Terbangun

Permasalahan kedua yang disorot sumber internal adalah hadirnya sejumlah orang dekat wali kota yang disebut terlalu aktif menjadi penyambung komunikasi antara wali kota dengan kepala SKPD.
“Ini pola yang bukan hanya anomali, tapi berbahaya. Komunikasi strategis seharusnya langsung terjadi antara wali kota dan kepala SKPD. Bukan lewat ajudan, bukan lewat sekretaris pribadi, apalagi teman dekat,” tegasnya.

Di banyak daerah lain, pola komunikasi seperti itu sangat jarang terjadi. Sebab, semakin panjang rantai komunikasi, semakin besar kemungkinan pesan terdistorsi atau justru memunculkan sikap saling curiga.

Situasi ini, menurutnya, mengakibatkan chemistry antara wali kota dan para komandan ASN tak kunjung terbentuk. Pada akhirnya, para kepala SKPD lebih banyak menunggu, ragu mengambil langkah, atau bahkan memilih diam agar tidak salah langkah.

“Kalau pimpinan bingung, prajurit lebih bingung,” ujar sumber tersebut mengutip analogi yang tidak jauh dari tone status WA sang wakil wali kota.

Permasalahan ketiga bersumber dari beberapa pejabat tertentu yang berhasil menempatkan diri sebagai referensi utama wali kota dalam mengambil keputusan.
“Jumlahnya tidak banyak, mungkin hanya dua atau tiga orang. Tapi efeknya besar. Komunikasi ke SKPD lain jadi tersumbat. Mereka ini seperti menjadi filter yang menentukan siapa yang dekat dan siapa yang tidak,” katanya.

Menurutnya, mereka yang lebih dulu dekat dengan wali kota sebenarnya bisa menjadi pintu pembuka komunikasi bagi pejabat lainnya. “Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Situasinya dimanfaatkan.”

Lebih parah lagi, ketika beberapa pejabat yang sudah mulai bisa berkomunikasi langsung dengan wali kota ini, malah berkolaborasi dengan orang-orang dekat wali kota.


Menanti Sikap Wali Kota

Terkait tulisan ini, Redaksi Lintas Priangan sangat membuka diri jika Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, mau memberikan klarifikasi. Rasanya, topik seputar ini sudah berlarut-larut, dan sudah sepatutnya wali kota berbicara.

Sementara itu, status WA Diky Candra terlanjur beredar luas, di-capture, dan dibahas di berbagai grup WhatsApp serta media sosial warga Tasikmalaya. Banyak yang menilainya sebagai “alarm keras” di tengah sorotan terhadap efektivitas pemerintahan saat ini.

Terlepas dari berbagai spekulasi yang muncul, satu hal yang jelas: publik kini menunggu apakah situasi internal Pemkot Tasikmalaya akan menghangat, mereda, atau justru menunjukkan gejala lain setelah status itu viral.

“Diky Candra itu bukan tipe orang yang akan diam dan manggut-manggut ketika berada dalam situasi yang tidak ideal.” Demikian pernyataan salah seorang tokoh masyarakat Kota Tasikmalaya.
Hasil wawancara dengan tokoh ini akan dimuat dalam berita Lintas Priangan selanjutnya dengan judul: “Jika Begini Terus, Harapan Kota Tasikmalaya Ada di Diky Candra”. (AS)

Related Articles

Back to top button