Berita Pangandaran

Tiga ABK Selamat dari Perahu Terbalik di Laut Pangandaran

lintaspriangan.com, BERITA PANGANDARAN.  Insiden laut kembali terjadi di perairan Pangandaran, Kamis (12/12/2024). Sebuah perahu nelayan yang membawa tiga anak buah kapal (ABK) terbalik dihantam ombak besar sekitar 15 mil dari PPI Cikidang, Pantai Timur Pangandaran. Ketiganya berhasil selamat setelah dievakuasi oleh tim relawan SAR Barakuda.

Insiden itu terjadi sekitar pukul 05.00 pagi, tepat setelah waktu subuh. Saat itu, ketiga ABK tengah melaut untuk mencari bawal putih.

Ketua SAR Barakuda Pangandaran, Sakio Andrianto, menjelaskan bahwa kondisi laut saat kejadian sedang dilanda badai kencang dengan gelombang tinggi.

“Saat evakuasi, kami juga menghadapi kesulitan karena badai sangat kencang. Dokumentasi pun sulit dilakukan,” ungkap Sakio kepada wartawan.

Berdasarkan laporan tim pencarian, ketiga ABK berhasil dievakuasi ke perahu SAR Barakuda meskipun dalam kondisi lemas. Sakio mengatakan bahwa mereka langsung dibawa ke daratan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Alhamdulillah, semua ABK selamat meskipun kondisinya terlihat sangat kelelahan,” tambahnya.

Evakuasi perahu yang terbalik sendiri belum selesai dilakukan. Menurut Sakio, proses tersebut memerlukan perahu besar dan koordinasi dengan pihak terkait. Tim kedua yang melibatkan Satpol Airud Polres Pangandaran sudah diberangkatkan untuk menarik perahu nelayan tersebut ke daratan.

“Untuk menarik perahu nelayan yang terbalik, diperlukan alat dan perahu besar karena lokasinya cukup jauh dan ombak masih tinggi,” jelasnya.

Keberhasilan evakuasi ini tidak terlepas dari kerja keras tim relawan SAR Barakuda yang selalu siap siaga menghadapi situasi darurat di laut.

Sakio menegaskan bahwa penyelamatan di tengah badai bukanlah tugas yang mudah. Ia mengapresiasi keberanian timnya yang tetap bekerja keras meskipun menghadapi tantangan besar.

“Kami selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam setiap penyelamatan. Namun, kondisi cuaca ekstrem seperti ini memang menjadi hambatan besar,” ujar Sakio.

Insiden ini kembali menyoroti risiko besar yang dihadapi para nelayan saat melaut. Kondisi laut yang tidak menentu, terutama selama musim hujan, menjadi ancaman serius bagi keselamatan mereka. Meski demikian, banyak nelayan yang tetap melaut demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Seorang nelayan setempat mengungkapkan bahwa gelombang tinggi dan badai sering kali terjadi di wilayah Pantai Timur Pangandaran. Namun, sebagian besar nelayan sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

“Kami tahu risikonya, tapi ini adalah cara kami mencari nafkah. Yang penting kami selalu waspada dan membawa perlengkapan keselamatan,” katanya.

Ketua SAR Barakuda berharap peristiwa ini menjadi pengingat bagi para nelayan untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan saat melaut.

Sakio menyarankan agar para nelayan selalu memantau prakiraan cuaca sebelum berangkat dan melengkapi diri dengan alat keselamatan seperti jaket pelampung.

“Kami sering mengingatkan nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut jika kondisi cuaca buruk. Nyawa lebih berharga daripada hasil tangkapan,” tegas Sakio.

Ia juga berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan lebih bagi nelayan, seperti penyediaan informasi cuaca yang lebih cepat dan akurat serta pelatihan keselamatan di laut.

BACA JUGA: Dusun Desa Bangunharja Raih Proklim Utama Nasional

Insiden perahu terbalik ini terjadi karena kombinasi faktor cuaca ekstrem dan lokasi laut yang jauh dari daratan. Badai kencang yang melanda Pantai Timur Pangandaran menjadi penyebab utama terbaliknya perahu nelayan tersebut. Selain itu, ketiga ABK kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri karena kejadian berlangsung begitu cepat.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan peralatan keselamatan yang memadai bagi nelayan, terutama saat melaut di tengah musim hujan. Dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya di laut, diharapkan insiden serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.

Melalui upaya bersama antara pemerintah, relawan SAR, dan masyarakat nelayan, keselamatan di laut dapat lebih terjamin, sehingga para nelayan dapat mencari nafkah dengan lebih tenang dan aman. (KMP/lintaspriangan.com)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button