lintaspriangan.com. CIAMIS. Diusia 74 tahun, Nenek Imas Patimah, warga Dusun Goler, Desa Beber, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, membuktikan kalau usia bukan penghalang untuk terus belajar. Melalui program pendidikan kesetaraan Paket B (setara SMP), ia berhasil meraih ijazah dan menjadi simbol semangat belajar tanpa batas.
Nenek Imas hadir dalam acara Tasyakur Kelulusan Pendidikan Kesetaraan Paket B dan C Tahun Ajaran 2024/2025 yang digelar di GOR Desa Beber, Senin (30/6/2025). Ia merupakan salah satu dari 299 warga belajar yang menyelesaikan pendidikan di bawah naungan PKBM Hikmah, mitra utama program inovatif Jaring Warga Gerakan Masyarakat Ayo Sekolah (Jawara Gemas).
Program ini merupakan kolaborasi Pemerintah Desa Beber, Tim Penggerak PKK, dan PKBM Hikmah, yang digagas langsung oleh Kepala Desa Beber, Miftah Shofa dan Erni.
Nenek Imas, yang tinggal seorang diri, mengaku awalnya hanya ingin mengisi waktu luang. Namun dari situ tumbuh semangat baru. Ia mengikuti kelas secara rutin di PAUD terdekat, menikmati proses belajar, berkegiatan, dan menjalin pertemanan.
“Disini saya tidak hanya belajar baca-tulis, tapi juga keterampilan dan kegiatan kreatif. Banyak teman, banyak ilmu. Rasanya hidup saya jadi lebih segar,” katanya.
Anak-anaknya telah menjadi sarjana, dan salah satu cucunya kini sedang kuliah di Surabaya. Namun bagi Imas, perjalanan pendidikannya belum selesai. Ia bertekad melanjutkan ke Paket C.
“Cita-cita saya belum selesai. Saya ingin punya ijazah SMA sebelum benar-benar pensiun,” jelasnya.
Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Beber, ibu-ibu PKK yang menjadi promotor dan PKBM Hikmah yang telah memfasilitasinya.
“Terima kasih untuk semuanya, tidak ada kata terlambat untuk belajar,” ungkapnya.
Ketua PKBM Hikmah, Dewi, mengungkapkan rasa bangga atas semangat para warga belajar, termasuk Imas Patimah. Dari total 299 peserta, 111 lulus Paket B dan 188 lulus Paket C.
“Semangat Bu Imas adalah inspirasi bagi kita semua. Pendidikan bukan soal usia, tapi tentang tekad dan harapan,” kata Dewi.
PKBM Hikmah menerapkan sistem belajar fleksibel: kombinasi tatap muka, tutorial terbimbing, dan pembelajaran mandiri. Konsep ini membuat siapa pun bisa menyesuaikan proses belajar dengan kondisi masing-masing.
“Pendidikan non formal tak hanya mengembangkan akademik, tapi juga memperkuat relasi sosial, kepercayaan diri, dan partisipasi warga dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Dukungan Pemerintah Desa Beber menjadi fondasi keberhasilan program ini. Fasilitas, pendampingan, dan komitmen yang diberikan pemerintah desa menjadikan PKBM tumbuh dan dipercaya masyarakat.
“Alhamdulillah, pemdes mendukung penuh. Tanpa mereka, sulit rasanya menjangkau warga seluas ini,” ungkap Dewi.
BACA JUGA: Pemdes Beber Teguhkan Komitmen Pendidikan Melalui Program Jawara Gemas
Dalam kesempatan itu perintis program Jawara Gemas, Erni menyampaikan, misi utama dari gerakan ini adalah menjadikan Desa Beber sebagai desa pendidikan.
“Ilmu dan adab adalah pondasi utama. Ekonomi bisa bangkit jika masyarakatnya berilmu. Itulah cita-cita saya sejak 2002. Jangan sampai Desa Beber tertinggal,” ucapnya penuh semangat.
Salah satu terobosan dalam program ini adalah pemberian anak kambing kepada anak-anak yang mulai sekolah. Harapannya, anak kambing tersebut bisa menjadi simbol tanggung jawab, serta dukungan ekonomi jangka panjang bagi keluarga.
“Untuk tahun ajaran 2025 ini, ada 26 siswa baru di SD. Tiga di antaranya sudah menerima simbolis bantuan anak kambing. Semoga ini mengetuk hati orang tua agar terus menyekolahkan anak-anaknya,” tandasnya.
Program pendidikan kesetaraan di Desa Beber kini menjadi wajah baru dari gerakan pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan. Kehadiran sosok seperti Nenek Imas memperkuat pesan, belajar adalah hak semua orang tanpa terkecuali.
“Desa Beber adalah desa rancage, desa istimewa. Kita akan terus dorong agar desa ini tumbuh menjadi desa pendidikan yang berkualitas, dengan keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama,” pungkasnya. (Lintas Priangan/Nank)