Berita Pilkada 2024

Beredar di WhatsApp, Diduga Data Serangan Fajar Kubu Viman-Diki

lintaspriangan.com, BERITA PILKADA. Sekitar empat hari selepas pilkada serentak, tepatnya tanggal 1 Desember 2024, warga Kota Tasikmalaya dikejutkan dengan beredarnya sebuah file di aplikasi perpesanan whatsapp. File ini berekstensi .pdf, dengan total halaman sebanyak 50 lembar. Di bagian paling atas pada dokumen ini tertulis sebuah kalimat heading dengan huruf kapital: “PENANGGUNG JAWAB BUSER 4 FOR WALIKOTA TASIKMALAYA.” Lalu di bagian bawahnya, terdapat tabel berkolom lima. Masing-masing kepala kolom diisi dengan nama: Korlap, Eksekutor, Penanggung Jawab, TPS dan Teroterial (mungkin maksudnya teritorial atau wilayah kerja –red).

“Terlepas dari validitasnya, isi dari dokumen ini tidak sulit untuk difahami. Berdasarkan kolom yang ada, jelas terlihat ada struktur yang bekerja, dari mulai korlap, lalu eksekutor dan penanggung jawab. Selain terstruktur, dokumen ini juga menunjukkan pola kerja yang sistematis. Contoh yang paling kentara dari pola sistematis ini adalah datanya terintegrasi dan adanya pembagian teritorial (wilayah kerja),” demikian komentar Diki Sam Ani, salah seorang aktifis sosial dan peminat masalah politik di Tasikmalaya.

Diki menambahkan, jika dokumen ini benar milik kubu Viman-Diki seperti yang tertera pada judul dokumen, besar kemungkinan dokumen tersebut berkaitan dengan aktivitas distribusi. Meski begitu, Diki tak berani memastikan, objek apa yang didistribusikan.

“Hampir bisa dipastikan dokumen ini berkaitan dengan distribusi sesuatu. Nah, apa sesuatu yang didistribusikannya, saya tidak bisa menerka-nerka. Apakah uang, barang, atau kaos, atau mungkin sembako, atau sekedar alat peraga kampanye, saya tidak bisa memastikan,” tambah Diki.

Karena itu menurut Diki, agar keberadaan file ini tidak meresahkan warga, pihak-pihak terkait harus segera terjun ke lapangan untuk melakukan pendalaman. Bukan saja dari penyelenggara pemilu, tapi dari aparatur lain juga sudah selayaknya gerak cepat untuk urusan seperti ini.

“Urgensinya tinggi, harus segera dicari kejelasan. Apakah dokumen ini benar milik Kubu 04, atau fitnah dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. Terkhusus Bawaslu, jangan lelet, jangan sampai berfikir menunggu adanya laporan resmi. Aparatur lain juga saya kira harus segera melakukan pendalaman,” ujar Diki.

Menurut Diki, sudah seharusnya pihak penyelenggara pemilu dan aparat bergerak cepat, mengingat potensi dampak dari beredarnya dokumen tersebut bukan mustahill memicu hal-hal yang tidak diharapkan.

“Bagaimana kalau tidak gerak cepat? Wah, bahaya. Asumsi publik bisa kemana-mana kalau tidak segera dijelaskan. Coba bayangkan, bagaimana kalau publik berasumsi ini adalah data serangan fajar, data distribusi uang? Pasti akan ada yang kecewa bahkan marah. Ukur juga potensi jumlah yang marah. Misalnya ya, ini misal saja, data tersebut benar, sementara Kubu 04 hanya menang dengan raihan suara anggap saja 50%, berarti ada potensi sekitar 50% pemilih yang berseberangan dengan mereka. Belum lagi jika ditambah dengan jumlah warga yang tidak menyalurkan suaranya. Besar ini. Karena itu tidak ada pilihan lain, pihak-pihak terkait harus gerak cepat!”

Diki menegaskan, andai data tersebut benar berkaitan dengan serangan fajar, pihak yang mendorong data sepenting ini bisa bocor, pasti pihak yang punya jejaring yang kuat. Lalu dari sisi jumlah sasaran, andai satu orang korlap diasumsikan memobilisasi puluhan pemilih, jumlah total serangan fajar yang beredar akan sangat besar. “Bisa mencapai puluhan ribu paket itu!” kata Diki.

Bagaimana respon dari Kubu 04 terkait dengan beredarnya file tersebut? Lintas Priangan mencoba meminta waktu untuk wawancara dengan berkirim pesan ke Kubu 04. Pesan yang pertama langsung dikirim ke nomor Viman Alfarizi Ramadhan. Namun sampai berita ini ditulis, sama sekali tidak ada respon dari nomor tersebut. Dan yang kedua kepada salah seorang tim sukses Viman-Diki, yakni Jeni Jayusman. Dan alhamdulillah, beliau memberikan respon.

Ada tiga poin yang disampaikan Jeni kepada Lintas Priangan. Yang pertama, beliau sedang berada di luar kota, sehingga tidak bisa diwawancara secara langsung. Lalu poin kedua, beliau juga menyatakan secara tersirat, sudah mengetahui tentang beredarnya file yang dimaksud. Ini terlihat dari jawaban Jeni yang mengatakan, “Abdi mantau dina berbagai postingan (Saya memantau dari berbagai postingan –Indonesia, red)”. Dan yang ketiga, menurut Jeni, masalah beredarnya file tersebut saat ini sedang menjadi pembahasan di tim koalisi pendukung viman. (laporan: den/lintaspriangan.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button