Berita Pangandaran

Gerakan Pangan Murah Pemkab Pangandaran

Gerakan Pangan Murah di Majingklak bantu tekan lonjakan harga pangan dan dorong ekonomi warga pesisir.

lintaspriangan.com, BERITA PANGANDARAN – Gerakan Pangan Murah kembali menjadi intervensi cepat pemerintah daerah untuk menahan lonjakan harga pangan di kawasan pesisir selatan. Pada Rabu, 12 November 2025, program itu digelar di area pelabuhan Majingklak, Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, menghadirkan komoditas pokok dengan harga di bawah pasar untuk menjaga daya beli warga sekaligus menekan dampak inflasi musiman.

Lonjakan harga pangan di wilayah pesisir selatan Pangandaran terjadi hampir setiap akhir tahun. Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan mencatat kenaikan rata-rata 8–15 persen pada periode Oktober–Desember, terutama dipicu biaya distribusi yang naik dan arus pasokan yang kerap terhambat cuaca. Di tengah situasi itu, Gerakan Pangan Murah kembali dijalankan sebagai langkah stabilisasi jangka pendek.

Program tersebut diselenggarakan di halaman pelabuhan Majingklak mulai pukul 08.00 WIB dan diikuti puluhan pelaku usaha lokal, termasuk pelaku UMKM dari Tasikmalaya yang membawa beragam kerupuk dengan brand “Laziiz”. Mereka menata barang dagangan bersisian dengan stan pangan subsidi yang disiapkan pemerintah daerah.

Menurut penyelenggara, Gerakan Pangan Murah menghadirkan sejumlah komoditas strategis—beras medium, minyak goreng, telur ayam, cabai merah, dan bawang—dengan harga yang dipatok di bawah pasar. Bagi warga pesisir yang sebagian pendapatannya bergantung pada hasil laut dan sektor informal, potongan harga seperti ini memberi ruang bernapas dalam menghadapi fluktuasi ekonomi akhir tahun.

Dampak Langsung pada Warga

Sejak pagi, antrean warga sudah terlihat mengular menuju stan beras dan minyak goreng. Beberapa membawa karung, tas besar, bahkan kardus untuk mengangkut belanjaan. Tidak sedikit warga yang mengaku datang karena harga pasar mulai merangkak naik dalam dua pekan terakhir.

“Beras di kios saya sudah Rp 14.000 per liter. Di sini dapat lebih murah, selisihnya lumayan untuk seminggu,” kata Sulastri, warga Majingklak yang antre sejak pagi.

Sebagian warga juga memanfaatkan momen ini untuk membeli bawang dan telur ayam, dua komoditas yang kerap melonjak tinggi saat cuaca ekstrem mempengaruhi produksi dan distribusi.

Intervensi Harga yang Terhubung ke Ekologi Pesisir

Gerakan Pangan Murah bukan berdiri sendiri. Pemerintah Kabupaten Pangandaran menggelar program ini bersamaan dengan agenda penanaman vegetasi pantai (40 ribu lebih bibit mangrove) oleh Pangkalan TNI AL Bandung bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat di sekitar 60.000 M²/6 Ha di tepi perairan Majingklak.

Kepala DKPKP Pangandaran menyebut upaya ini sebagai pendekatan ganda: mengamankan kebutuhan dasar masyarakat sambil memperkuat daya dukung ekologis di kawasan pantai selatan.

“Kestabilan harga pangan tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan. Jika pesisir rusak dan abrasi makin parah, aktivitas ekonomi terganggu dan distribusi pangan ikut terdampak. Karena itu, Gerakan Pangan Murah kami gelar berbarengan dengan penanaman mangrove,” ujar H. Usep Ependi, S.Pd., M.Pd dalam diskusinya bersama redaksi di Majingklak.

Pernyataan itu menggambarkan arah kebijakan daerah yang melihat persoalan pangan dari perspektif lebih luas. Kerusakan garis pantai dapat mempengaruhi ruang tangkap nelayan, akses ke pelabuhan, hingga logistik barang kebutuhan pokok. Setiap gangguan di titik-titik vital tersebut akan berdampak pada harga di tingkat konsumen.

DKPKP menambahkan, sabuk hijau mangrove di sekitar Majingklak selama tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan tutupan pada beberapa titik. Struktur akar mangrove yang berfungsi menahan sedimen dan gelombang dinilai penting untuk menjaga stabilitas pelabuhan penyeberangan yang menjadi tulang punggung mobilitas warga Kalipucang.

Baca juga: HP Warga Kecemplung Sumur, Damkar Kota Tasikmalaya Meluncur

“Penanaman mangrove adalah untuk memperkuat perlindungan kawasan perairan. Ekosistemnya sehat, aktivitas distribusi pangan juga lebih aman,” kata Aisah, ST., pejabat DKPKP Kabupaten Pangandaran.

UMKM Lokal Mendapat Ruang dalam Gerakan Pangan Murah

Selain intervensi harga, Gerakan Pangan Murah memberi ruang bagi pelaku UMKM dari Pangandaran, Ciamis, hingga Tasikmalaya. Pada kegiatan kali ini, brand “Laziiz” dari Tasikmalaya membawa produk seroja manis, peyek mini, kerupuk bawang, dan makaroni sebagai produk unggulan.

Menurut pemiliknya, keikutsertaan UMKM dalam kegiatan ini membantu memperluas pasar sekaligus mempertemukan mereka dengan konsumen baru dari wilayah pesisir.

“Kami ikut kegiatan seperti ini karena langsung bertemu warga. Penjualan lebih cepat dan biaya promosi lebih rendah. Harapannya, DKPKP Pangandaran terus melibatkan kami, para pelaku UMKM,” ujar Rhona Destiana, pemilik usaha.

Sejumlah stan UMKM menjual produk olahan ikan, sambal terasi, dan jajanan lokal. Dari hasil observasi lapangan, sebagian besar UMKM mengaku omzetnya naik ketika mereka ditempatkan di area pasar murah. Efek domino program ini bukan hanya pada daya beli warga, tetapi juga pada perputaran ekonomi pelaku usaha kecil. (MD)

Related Articles

Back to top button