lintaspriangan.com, BERITA NASIONAL. Pada tanggal 17 Oktober 2024, akan terjadi fenomena Bulan Purnama (Full Moon) pada pukul 18:26 WIB, dengan jarak antara Bumi dan Bulan sekitar 357.364 km.
Fenomena ini memiliki keistimewaan karena bertepatan dengan titik terdekat Bulan dengan Bumi (Perigee), yang akan terjadi sehari setelahnya, yakni pada tanggal 18 Oktober 2024 pukul 20:26 WIB, dengan jarak yang sama.
Saat Bulan mencapai titik Perigee dan berada dalam fase purnama, fenomena ini dikenal dengan istilah Supermoon atau Purnama Perigee. Secara visual, Bulan akan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya karena kedekatannya dengan Bumi.
Supermoon atau Bulan Purnama Perigee memiliki dampak yang tidak hanya pada penampakannya, tetapi juga pada kondisi alam di Bumi, khususnya yang berkaitan dengan pasang surut air laut.
Seperti yang diketahui, gravitasi Bulan memiliki pengaruh besar terhadap fenomena pasang surut air laut di Bumi. Ketika Bulan berada pada fase purnama, gaya gravitasi yang ditimbulkannya menyebabkan air laut di bagian Bumi yang menghadap Bulan mengalami kenaikan permukaan yang lebih tinggi, atau yang dikenal dengan istilah pasang maksimum.
Sebaliknya, di sisi Bumi yang membelakangi Bulan, air laut mengalami penurunan yang signifikan, atau surut maksimum.
Pada saat Supermoon terjadi, gaya gravitasi Bulan terhadap Bumi akan lebih kuat dibandingkan biasanya, mengingat jarak Bulan yang lebih dekat. Akibatnya, fenomena pasang surut air laut akan lebih ekstrem dibandingkan pada fase purnama biasa.
Hal ini dapat meningkatkan potensi terjadinya banjir pesisir, atau yang lebih dikenal dengan istilah rob. Rob adalah fenomena di mana air laut meluap ke daratan, terutama di wilayah pesisir, akibat pasang air laut yang tinggi.
Kejadian ini biasanya terjadi saat fase purnama, namun pada saat Supermoon, risiko rob akan lebih tinggi karena tarikan gravitasi Bulan yang lebih kuat.
Berdasarkan data dan pengalaman sebelumnya, potensi banjir pesisir akibat Supermoon biasanya dapat terjadi dalam rentang waktu mulai dari tiga hari sebelum hingga tiga hari sesudah fase purnama.
Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dihimbau untuk waspada dan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya banjir pesisir selama periode tersebut.
Antisipasi ini penting mengingat rob dapat berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari, seperti merusak infrastruktur, membanjiri lahan pertanian, dan mengganggu transportasi di wilayah pesisir.
Salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak rob adalah kawasan pesisir rendah, di mana ketinggian daratan hanya sedikit di atas permukaan laut. Di wilayah-wilayah ini, banjir rob dapat dengan mudah masuk ke permukiman dan menyebabkan kerusakan.
Selain itu, faktor cuaca seperti angin kencang dan badai yang sering terjadi di sekitar waktu Supermoon juga dapat memperparah dampak rob. Angin kencang dapat mendorong air laut lebih jauh ke daratan, meningkatkan tinggi pasang, dan menyebabkan air laut meluap lebih cepat.
Untuk mengurangi dampak banjir pesisir atau rob, berbagai langkah antisipasi dapat diambil oleh masyarakat dan pemerintah setempat.
Beberapa di antaranya termasuk memantau kondisi pasang surut air laut melalui sistem peringatan dini, memperkuat tanggul dan infrastruktur di wilayah pesisir, serta menginformasikan masyarakat mengenai langkah-langkah evakuasi jika banjir terjadi.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir sebaiknya mengamankan barang-barang berharga dan barang-barang penting dari potensi genangan air, serta memperhatikan situasi cuaca yang dapat memperparah kondisi pasang surut.
Selain dampaknya terhadap pasang surut air laut, Supermoon juga merupakan fenomena yang menarik bagi para pengamat langit. Karena jaraknya yang lebih dekat dengan Bumi, Bulan akan terlihat sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan saat Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi (Apogee).
Hal ini menjadikan Supermoon sebagai momen yang sangat dinanti oleh para astronom amatir dan fotografer untuk menangkap keindahan Bulan dengan lebih jelas.
Pada malam Supermoon, jika kondisi cuaca cerah dan langit bebas dari polusi cahaya, Bulan akan tampak spektakuler di langit malam.
BACA JUGA: SIPD Banjar Gelar Sosialisasi RPJPD dan RPJMD
Fenomena Supermoon ini bukan hanya peristiwa astronomis yang menarik, tetapi juga pengingat akan keterkaitan antara pergerakan benda-benda langit dan kehidupan di Bumi.
Efeknya yang nyata pada pasang surut air laut dan potensi banjir pesisir menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Bulan terhadap planet kita, dan pentingnya bagi manusia untuk memahami dan mengantisipasi dampaknya. (Sumber: BMKG)