lintaspriangan.com, BERITA DAERAH.
Dalam upaya mendukung transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan, IPB University telah menjalin kerjasama dengan PLN Group melalui peluncuran Program Biocofiring.
Inisiatif ini dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara dengan memanfaatkan biomassa dari tanaman gamal dan kaliandra.
Menurut Dr. Soni Trison, Tenaga Ahli Perhutanan Sosial di IPB, program ini tidak hanya akan mendukung penggunaan energi yang lebih bersih tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat lokal.
Ia menegaskan, kolaborasi ini adalah langkah penting yang melibatkan berbagai pihak, termasuk PLN Group dan masyarakat setempat.
Program ini ditujukan khusus untuk PLTU Adipala di Cilacap, di mana sejumlah lahan milik masyarakat akan digunakan untuk penanaman tanaman tersebut dalam skema hutan rakyat.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, diharapkan program ini dapat mengoptimalkan produksi energi dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Dalam konteks implementasi Program Biocofiring, penggunaan ranting pohon gamal dan kaliandra sebagai bahan bakar diharapkan mampu mengurangi penggunaan batu bara secara signifikan.
Dr. Soni juga menambahkan bahwa daun gamal dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan kotoran ternak dapat diolah menjadi kompos untuk memperbaiki kesuburan tanah.
“Model pertanian dan peternakan ini akan mendukung siklus biocofiring,” ungkapnya.
Masyarakat setempat, yang terlibat dalam proyek ini, diberi kesempatan untuk menjual ranting gamal kepada PLN, yang akan digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Selain itu, inisiatif ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam praktik pertanian berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Melalui kerjasama ini, PLN berupaya untuk memperkuat ketahanan energi dengan memanfaatkan sumber daya lokal, yang pada gilirannya dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam mendukung keberhasilan program ini, IPB University bekerja sama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), yang berkontribusi dengan menyumbangkan ternak kambing senilai Rp 30 juta.
Sumbangan ini dialokasikan untuk tiga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di lokasi proyek biocofiring. Dengan adanya ternak kambing, Dr. Soni menjelaskan, kotoran kambing tersebut dapat diolah menjadi kompos, sedangkan daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan.
“Kami berharap sumbangan ini akan berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Program ini tidak hanya menciptakan sinergi antara sektor energi, pertanian, dan peternakan, tetapi juga menciptakan model yang dapat ditiru di daerah lain di Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Harapan besar disematkan pada Program Biocofiring sebagai contoh model sukses dalam penerapan energi berkelanjutan di Indonesia.
Dr. Soni menyatakan bahwa program ini diharapkan tidak hanya mampu memproduksi energi yang lebih bersih tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat.
“Dengan dukungan bersama, kami optimis bahwa program ini dapat menjadi contoh bagi inisiatif serupa di seluruh Indonesia,” tuturnya.
BACA JUGA: Gebyar Dirgantara: Meriahkan HUT ke-79 TNI di Tasikmalaya
Dalam jangka panjang, diharapkan bahwa program ini akan menginspirasi lebih banyak kolaborasi antara institusi pendidikan, perusahaan energi, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang integratif, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan melalui pengembangan energi yang ramah lingkungan. (AW/lintaspriangan.com)