Viman Ikut Retreat? Apaan Sih Retreat!

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Wali Kota Tasikmalaya terpilih bakal ikut retreat di Magelang. Dedi Mulyadi, sebagai Gubernur terpilih juga akan ikut retreat di Magelang. Sebenarnya apa sih yang dimaksud Retreat?

Ternyata, retreat kepala daerah merupakan agenda pembekalan intensif yang dirancang khusus bagi para pemimpin daerah terpilih di Indonesia. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyelaraskan visi dan misi antara pemerintah pusat dan daerah, memastikan pemahaman yang komprehensif mengenai tugas pokok, serta memperkuat koordinasi dalam implementasi kebijakan nasional di tingkat lokal.

Definisi dan Latar Belakang

Secara umum, istilah “retreat” merujuk pada kegiatan pengunduran diri sementara dari rutinitas sehari-hari untuk merenung, belajar, dan memperdalam pemahaman tentang suatu hal. Dalam konteks pemerintahan Indonesia, retreat kepala daerah pertama kali diperkenalkan sebagai upaya untuk memberikan pembekalan komprehensif kepada para pemimpin daerah yang baru dilantik. Kegiatan ini dirancang untuk memastikan bahwa kepala daerah memiliki pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, pengelolaan anggaran yang efektif, serta strategi pembangunan yang sejalan dengan program nasional.

Pelaksanaan Retreat Kepala Daerah 2025

Pada tahun 2025, retreat kepala daerah dijadwalkan berlangsung mulai 21 Februari di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Sebanyak 505 kepala daerah terpilih akan mengikuti program ini, yang dirancang untuk memberikan materi pembekalan dari pukul 07.30 hingga 21.00 WIB setiap harinya. Menariknya, para wakil kepala daerah hanya diwajibkan hadir pada sesi penutupan dan pengarahan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 28 Februari. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan fokus materi yang lebih relevan bagi para kepala daerah.

Materi dan Pembicara

Retreat ini akan menghadirkan sekitar 40 tokoh nasional sebagai pembicara, termasuk mantan presiden dan sejumlah menteri. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman tentang tugas pokok pemerintahan, prinsip-prinsip Astacita —delapan visi pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka— serta pengelolaan anggaran daerah. Selain itu, aspek ketahanan nasional dan wawasan kebangsaan juga menjadi fokus utama, dengan tujuan membentuk kepala daerah yang nasionalis dan berintegritas tinggi.

Pro dan Kontra

Pelaksanaan retreat kepala daerah ini menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak. Beberapa pihak mendukung inisiatif ini sebagai langkah positif untuk menyelaraskan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Namun, kritik juga muncul terkait penggunaan anggaran negara untuk kegiatan ini, terutama di tengah upaya pemerintah melakukan efisiensi anggaran.

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA), Misbah Hasan, menilai bahwa kegiatan ini bertentangan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran. Ia berpendapat bahwa penguatan kapasitas kepala daerah sebaiknya dilakukan berdasarkan zona daerah sehingga lebih kontekstual dan efektif.

Selain itu, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Herman N. Suparman, mengkritik efektivitas retreat ini di tengah situasi efisiensi anggaran. Ia menyoroti bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi beban tambahan bagi kepala daerah terpilih, mengingat mereka harus mengeluarkan biaya untuk perjalanan dan akomodasi. Herman juga menekankan bahwa sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah seharusnya difokuskan pada harmonisasi kebijakan strategis di tingkat nasional, bukan melalui kegiatan seremonial semata.

Efisiensi Anggaran dan Durasi Kegiatan

Menanggapi kritik terkait efisiensi anggaran, pemerintah memutuskan untuk mengurangi durasi retreat yang semula direncanakan selama 14 hari menjadi hanya 7 hari. Wakil Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa meskipun anggaran untuk pelaksanaan retreat ini berasal dari APBN, pengurangan durasi tersebut merupakan upaya untuk menekan biaya tanpa mengurangi esensi dan kualitas materi yang disampaikan.

Retreat kepala daerah merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk memastikan keselarasan antara kebijakan pusat dan daerah, serta membekali para pemimpin daerah dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan tugas mereka. Meskipun menuai pro dan kontra, terutama terkait efisiensi anggaran, pemerintah berupaya menyeimbangkan antara kebutuhan pembekalan dan pengelolaan keuangan negara yang prudent. Keberhasilan dari program ini akan sangat bergantung pada implementasi dan komitmen para kepala daerah dalam menerapkan ilmu yang diperoleh demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing. (Lintas Priangan)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More