lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Di tengah gempuran modernisasi dan persaingan global yang kian ketat, Pemerintah Kota Tasikmalaya menaruh harapan besar pada Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Organisasi ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal yang tak ternilai. Peran Dekranasda kini dinilai sangat strategis dan krusial, demikian ditegaskan oleh Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, saat pelantikan pengurus Dekranasda Kota Tasikmalaya periode 2025–2030 di Aula Bappelitbangda, Senin, 23 Juni 2025.
Viman Alfarizi Ramadhan, mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menekankan bahwa Dekranasda adalah mitra vital bagi pemerintah daerah. “Dekranasda memiliki peran vital sebagai mitra transformasi pemerintah daerah dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya agar menjadi kekuatan ekonomi yang relevan dan berdaya saing,” ujarnya.
Budaya sebagai Kekuatan Ekonomi: Visi dan Strategi
Lebih dari sekadar pelestarian, pengembangan ekonomi berbasis budaya adalah peluang nyata untuk menciptakan lapangan kerja, menggenjot daya saing UMKM, dan memperkuat identitas daerah, baik di kancah nasional maupun global. Viman menegaskan, “Kita tidak sedang berbicara pelestarian semata. Ini tentang bagaimana bordir, batik, mendong, kelom geulis, hingga payung geulis bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat.”
Wali Kota juga mendesak Dekranasda untuk terus berinovasi dan membangun sinergi. Kolaborasi dengan pelaku usaha, komunitas kreatif, dan generasi muda sangat penting agar produk kerajinan khas Tasikmalaya dapat menembus pasar yang lebih luas. “Ini bukan angka kecil. Ini adalah bukti bahwa tangan-tangan kreatif warga Tasikmalaya merupakan kekuatan ekonomi yang tidak bisa diabaikan,” tegasnya.
Beberapa program strategis yang akan didorong mencakup Puspa Kriya, Dekranasda Award, legalisasi motif batik resmi Kota Tasikmalaya, serta digitalisasi pemasaran produk kerajinan. Hal ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yaitu menjadikan Tasikmalaya sebagai kota industri, jasa, dan perdagangan yang religius, inovatif, maju, dan berkelanjutan.
“Pembangunan SDM, pemberdayaan UMKM, pelestarian budaya, dan digitalisasi ekonomi kreatif adalah prioritas kami. Dekranasda harus menjadi bagian dari strategi masa depan, bukan sekadar simbol masa lalu,” pungkas Viman.
Menggerakkan Ekonomi Berbasis Budaya
Viman mengajak seluruh elemen masyarakat—mulai dari birokrasi, pelaku usaha, komunitas, hingga lembaga pendidikan—untuk menjadikan pelantikan ini sebagai langkah konsolidasi dalam membangun gerakan ekonomi berbasis budaya. “Kita harus menumbuhkan kebanggaan terhadap produk lokal, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan memastikan warisan budaya kita tetap lestari sekaligus bernilai ekonomi bagi generasi mendatang,” tuturnya.
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan menyumbang 15,25 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tasikmalaya. Sebagian besar kontribusi ini berasal dari usaha mikro dan rumah tangga di bidang kerajinan. Ini membuktikan bahwa sektor kerajinan adalah tulang punggung ekonomi kreatif daerah. (Lintas Priangan/AB)