Ketika Polisi Tasikmalaya Menjadi Malaikat Tak Bersayap

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Di Kampung Warung Lebak, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sebuah rumah berdinding kusam dan atap rapuh telah lama berdiri memayungi belasan jiwa dalam diam. Di sanalah Undang Indra (73), adiknya Obay Subariah (65), serta 11 anggota keluarga lainnya menjalani hari-hari dalam keterbatasan.

Bertahun-tahun lamanya, rumah berukuran 10 x 12 meter itu menjadi saksi bisu dari perjuangan, keikhlasan, dan ketahanan hidup. Tak ada yang menyangka, bahwa suatu hari, perubahan besar akan datang dari sosok yang tak pernah mereka bayangkan—seorang polisi.

Adalah AKBP Moh. Faruk Rozi, Kapolres Tasikmalaya Kota, yang datang tak hanya membawa nama institusi, tetapi juga membawa hati. Rumah keluarga besar Undang yang selama ini tak layak huni, kini direhabilitasi total, bukan oleh proyek pemerintah, tapi dari dana pribadi sang Kapolres.

“Saya tidak menyangka. Seumur hidup, saya tidak pernah membayangkan polisi akan membangun rumah kami,” ucap Wandi Supriatatna (39), cucu dari Undang, dengan mata basah dan suara bergetar.

“Ini bukan sekadar rumah… ini hadiah kehidupan,” gumamnya.

Awalnya, mereka sempat terkejut. Saat Kapolsek Mangkubumi, Bhabinkamtibmas, dan Ketua RT datang membawa kabar, keluarga besar itu hanya bisa diam membeku. Namun tak lama, Kapolres sendiri datang langsung ke lokasi—tanpa protokol rumit, tanpa keributan.

Warga pun bergerak. Konsumsi untuk para pekerja disiapkan bersama oleh masyarakat sekitar, Kapolsek, dan Bhabinkamtibmas. Mereka membentuk lingkaran gotong royong yang hangat—membangun rumah, membangun empati.

Progres rehabilitasi kini telah mencapai 50 persen. Setiap bata yang tersusun bukan sekadar material, tapi juga simbol harapan baru. Undang dan keluarganya tak hanya akan kembali menempati rumah, tapi juga menyusun kembali hidup dalam ruang yang lebih layak dan penuh martabat.

Ketua RT 04 RW 06, Waryana, ikut mengapresiasi. “Saya sangat bersyukur. Ternyata, ada pejabat yang mendengarkan jeritan warga kecil seperti kami,” ucapnya dengan lirih.

Tak banyak yang tahu, bahwa dana sebesar Rp110 juta untuk proyek ini berasal sepenuhnya dari kantong pribadi Kapolres. Ia tak mencari sorotan, tak mengharapkan ucapan terima kasih yang berulang. Baginya, ini adalah bagian dari pengabdian.

“Dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79, kami melaksanakan program bedah rumah di empat titik,” jelas AKBP Faruk Rozi. Selain itu, Polres Tasikmalaya Kota juga menggelar kegiatan sosial lainnya: pembagian sembako, bakti religi, pelayanan kesehatan, donor darah, hingga pembangunan tiga sumur bor.

Namun di balik semua itu, ada satu hal yang lebih besar dari kegiatan formal: sebuah bukti bahwa lembaga penegak hukum dapat hadir sebagai pelindung rasa aman sekaligus penyembuh luka sosial. Ketika hukum dan kemanusiaan bersatu, maka lahirlah sosok polisi yang menjadi malaikat tak bersayap.

Dan di Kampung Warung Lebak, malaikat itu pernah datang—tak membawa tongkat, tak mengenakan jubah putih—hanya ketulusan dalam seragam cokelatnya, dan cinta yang ia tanam di rumah yang kini berdiri lebih tegak dari sebelumnya. (Lintas Priangan/AB)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More