Berita Ciamis

Polisi Selidiki Keracunan MBG di Ciamis, Delapan Saksi Diperiksa

lintaspriangan.com, BERITA CIAMIS. Polres Ciamis terus mengusut kasus keracunan MBG di Ciamis yang membuat puluhan siswa SMPN 4 Pamarican sakit. Hingga Rabu (1/10/2025), penyidik sudah memeriksa delapan orang yang terlibat dalam pengolahan dan distribusi makanan bergizi gratis (MBG).

Kapolres Ciamis, AKBP Hidayatullah, menjelaskan bahwa penyidik menggali keterangan dari pengelola dapur SPPG, tenaga distribusi, dan pihak sekolah. “Kami menelusuri setiap proses dari dapur hingga sampai ke siswa. Semua pihak yang terlibat sudah kami mintai keterangan,” ujarnya.

Polisi Kumpulkan Bukti dan Analisis Distribusi

Polisi mengambil sampel makanan lalu mengirimnya ke Puslabfor Polri. Tim forensik sedang meneliti kandungan makanan untuk mengetahui apakah terdapat zat berbahaya atau kerusakan akibat proses pengolahan. Kapolres menegaskan hasil laboratorium akan menjadi acuan dalam menentukan langkah hukum.

Selain itu, penyidik meneliti jalur distribusi. Mereka menduga makanan dikemas dalam kondisi panas lalu segera dibawa ke sekolah. Cara itu bisa mempercepat kerusakan. Namun Kapolres menekankan penyidik belum menyimpulkan apapun sebelum hasil uji laboratorium keluar.

“Semua kemungkinan kami buka. Kami ingin penyelidikan ini menghasilkan jawaban yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Kapolres.

Korban Pulih, Orang Tua Tuntut Transparansi

Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis melaporkan 47 siswa mengalami mual, muntah, dan pusing setelah menyantap MBG. Empat belas siswa mendapat perawatan di Puskesmas Pamarican, dua dirawat di RSUD Banjar, sementara yang lain cukup mendapat penanganan ringan.

Pada Rabu pagi, sebagian besar korban sudah pulang. Lima siswa masih dirawat: satu di Puskesmas Banjarsari, dua di Puskesmas Pamarican, dan dua di RSUD Banjar. Guru serta orang tua terus memantau kondisi mereka.

Badan Gizi Nasional (BGN) langsung menghentikan aktivitas dapur SPPG di Desa Sukajadi. Keputusan ini diambil agar makanan tidak lagi didistribusikan selama penyelidikan berlangsung. Sekolah juga menghentikan pembagian MBG, meski kegiatan belajar tetap berjalan normal.

Sejumlah orang tua menuntut transparansi. Mereka meminta polisi memaparkan hasil penyelidikan secara terbuka dan menindak siapa pun yang terbukti lalai. “Kami ingin kepolisian tegas dan tidak menyembunyikan fakta. Kalau ada kesalahan, harus jelas siapa yang bertanggung jawab,” ujar Nindin, wali murid SMPN 4 Pamarican.

Sebagian orang tua juga meminta pemerintah mengevaluasi program MBG. Mereka menilai bantuan sebaiknya diberikan dalam bentuk uang tunai sehingga orang tua bisa menyiapkan makanan anak sendiri.

Kapolres memastikan penyidik bekerja cepat. Ia menegaskan keselamatan siswa menjadi prioritas utama. “Kami serius mengusut kasus keracunan MBG di Ciamis. Kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi,” ucapnya.

Masyarakat kini menunggu hasil uji laboratorium dari Puslabfor Polri. Polisi berjanji menyampaikan setiap perkembangan penyelidikan secara terbuka agar publik mendapat kepastian. (AC)

Related Articles

Back to top button