lintaspriangan.com. CIAMIS. Pendidikan non formal semakin menunjukkan peran strategisnya dalam menjangkau kelompok masyarakat yang luput dari sistem pendidikan formal. Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), anak-anak tidak sekolah (ATS) hingga warga usia dewasa kini kembali memiliki peluang untuk menempuh pendidikan.
Hal itu disampaikan Ketua PKBM Hidayah Galuh, Hj. Ius Yusmiati, S.Pd., M.M., dalam kegiatan Ekspo Pendidikan yang digelar dalam rangka Hari Pendidikan Nasional dan Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke-383, Kamis (19/06/2025), di halaman Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
Menurut Ius, PKBM hadir menjawab berbagai tantangan pendidikan formal, seperti keterbatasan sarana, usia belajar, hingga kondisi ekonomi yang tidak merata.
“Kalau hanya mengandalkan pendidikan formal, banyak warga yang tertinggal. PKBM menjembatani itu, terutama bagi mereka yang sudah tak lagi terakomodasi sistem pendidikan reguler,” ujarnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai program pendidikan, baik formal maupun non formal. Salah satu upaya nyata dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Ciamis adalah melalui dukungan terhadap keberadaan PKBM.
Ius juga menyampaikan rasa syukur atas dukungan nyata Pemerintah Kabupaten Ciamis, dibawah kepemimpinan Bupati Dr. H Herdiat Sunarya, yang terus mendorong peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan alternatif.
PKBM Hidayah Galuh, sambung Ius, merupakan salah satu dari 37 PKBM aktif di Kabupaten Ciamis. Berdiri sejak 2007, lembaga ini telah meluluskan lima angkatan, dan setiap tahun jumlah peserta didik terus bertambah.
“Mayoritas peserta kami adalah mereka yang sebelumnya putus sekolah karena alasan ekonomi. Bahkan banyak yang sudah berusia di atas 21 tahun. Mereka tetap semangat belajar karena ingin memperbaiki masa depan,” jelasnya.
Upaya mengajak warga belajar pun bukan perkara mudah. Para pengelola PKBM kerap harus mendatangi rumah-rumah warga secara langsung, meyakinkan mereka untuk kembali belajar.
“Perjuangan kami cukup berat. Tapi saat melihat mereka lulus dan mampu mengubah hidupnya, semua lelah itu terbayar,” tutur Ius.
Program PKBM juga mulai merambah pesantren. Kini sejumlah pondok pesantren bekerja sama dengan PKBM agar para santri tetap bisa mendapat akses pendidikan formal tanpa harus keluar dari lingkungan pondok.
“Tutor kami datang langsung ke pesantren, menyesuaikan dengan kebutuhan dan waktu para santri. Jadi mereka tetap bisa belajar tanpa harus meninggalkan pondok,” tambahnya.
Meski begitu, Ius mengingatkan bahwa pengelolaan PKBM masih menghadapi banyak tantangan, terutama terkait pembiayaan dan administrasi yang kadang terlalu membebani.
BACA JUGA: Bupati Herdiat Serahkan Uang Kadedeuh Kepada ASN Purna Bakti
“Kami tidak hanya butuh regulasi yang mendukung, tapi juga anggaran yang jelas, serta pendampingan berkelanjutan dari pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Disdik Ciamis, Eka Yudha Katresna menegaskan, pendidikan adalah hak semua warga negara tanpa terkecuali.
“Tidak semua orang bisa menjangkau pendidikan formal. Di sinilah peran PKBM menjadi sangat vital, sebagai jembatan bagi mereka yang pernah tertinggal untuk kembali punya harapan,” ujarnya.
Eka optimistis, dengan semangat para pengelola PKBM dan dukungan penuh dari pemerintah, pendidikan non formal di Ciamis akan terus berkembang dan menyasar mereka yang paling membutuhkan. (Lintas Priangan/Nank).