lintaspriangan.com, TAJUK LINTAS. Artificial Intelligent atau AI, yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan “Kecerdasan Buatan”, semakin hari semakin menjalar ke berbagai sektor. Dan ketika sebagian besar kita masih belum menyadari keberadaannya, AI sudah semakin sakti mandraguna. Kualitas hasil pengerjaannya benar-benar sudah di luar nalar.
Tapi, AI ini tak lebih dari sebuah cangkul bagi petani. Di tangan mereka yang tidak pernah mencangkul, tentu kehebatannya tak akan bisa dirasakan. Tapi di tangan petani kawakan, pasti dia faham, sehebat apa cangkul yang ia miliki. Bagi kami, yang sudah berkecimpung dalam kegiatan jurnalistik sebelum tahun 2000, kemampuan AI hari ini benar-benar menakjubkan. Ketika menjalani studi di Fakultas Ilmu Komunikasi tahun 90-an, dan harus menulis depth news sepanjang 5 lembar A4 saja, minimal dua hari tugas tersebut baru bisa diselesaikan. Dengan AI, tugas yang sama bisa tuntas dalam 15 detik, tanpa ada masalah dalam kualitas.
Lintas Priangan mencoba membuat sebuah analisis dokumen dengan menggunakan platform AI. Dokumen yang dianalisis, adalah konsep program prioritas Tasik Maju, Tasik Era Baru, yang isinya berupa paparan program yang digagas Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya terpilih, H. Cecep Nurul Yakin dan H. Asep Sopari Al-Ayyubi. Adapun platform AI yang diberi tugas untuk menganalisis adalah AI besutan Google, yakni Gemini. Tentu saja dalam versi berbayar.
Dan, hanya dalam waktu kurang dari dua menit, AI memberikan hasil yang bagi kami, sangat menakjubkan. Padahal, dalam waktu yang sangat singkat itu, Gemini membongkar sekitar 30 referensi yang relevan demi menghasilkan paparan analisis konsep program prioritas tersebut. Seperti apa hasilnya? Silahkan saja dibaca, dan bagaimana penilaian Anda.
Disclaimer: Paragraf selanjutnya sampai paragraf akhir, adalah narasi yang 100% dibuat oleh AI.
Prolog
Dokumen program “Tasik Maju Tasik Era Baru” yang mengusung visi “Tasikmalaya yang Religius/Islami, Maju, Adil dan Makmur” menjadi objek analisis mendalam oleh Gemini AI. Analisis ini, yang berfokus pada isi tekstual konsep program prioritas, mengungkap beberapa kelemahan konseptual dan praktis dalam perumusan program-program prioritas dan unggulan yang diusulkan. Meskipun implementasi di lapangan mungkin telah memiliki kesiapan, konsep program prioritas yang ada belum sepenuhnya mampu menunjukkan aspek-aspek krusial yang meyakinkan bahwa setiap program dapat berhasil.
Penilaian oleh Gemini AI, yang didasarkan pada fakta-fakta ilmiah dan data empiris dari sebanyak 29 referensi penelitian, menyoroti bagaimana konsep paparan program prioritas tersebut tampak kurang merinci target waktu yang realistis, perencanaan sumber daya manusia yang komprehensif, serta strategi untuk mengatasi tantangan keberlanjutan dan tata kelola yang sistemik.
Target Infrastruktur Jalan Dinilai Terlalu Ambisius dalam Proposal
Salah satu program utama, “Jalan Kasep dalam 2 Tahun” yang menargetkan perbaikan jalan penghubung antar-kecamatan dan poros desa, dinilai sangat ambisius dalam narasi konseo program prioritasnya. Analisis Gemini AI menyebutkan bahwa target dua tahun ini sulit dicapai berdasarkan pemahaman tantangan mendalam dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia, termasuk keterbatasan anggaran, prosedur kontrak yang harus dipenuhi dan kadang diwarnai intrik, serta koordinasi antar-lembaga pemerintah yang buruk.
“Permasalahan ini bukanlah isu yang dapat diselesaikan dengan cepat atau mudah di tingkat kabupaten tanpa strategi yang signifikan dan inovatif,” ungkap analisis tersebut, merujuk pada minimnya detail dalam dokumen konsep program. Dokumen program disebut belum merinci sumber pendanaan yang terdiversifikasi atau mekanisme pembiayaan inovatif yang dapat mengatasi kendala ini. Data kondisi jalan Kabupaten Tasikmalaya pada 2023 menunjukkan bahwa 341,6 km jalan masih dalam kondisi rusak ringan hingga berat, menunjukkan skala masalah yang besar yang belum sepenuhnya terpresentasikan dalam solusi di konsep program prioritas.
Tantangan SDM Kritis di Sektor Kesehatan yang Belum Tergambar Penuh
Program “Rumah Sakit Baru Harapan Baru” yang mengusulkan pembangunan empat rumah sakit baru juga menghadapi tantangan serius dari perspektif konsep program. Meskipun pembangunan fasilitas fisik penting, Indonesia masih bergulat dengan masalah kekurangan tenaga medis berkualitas dan ahli di bidang kesehatan mental.
Analisis Gemini AI menyebutkan, “Membangun rumah sakit tanpa strategi paralel yang komprehensif untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan dokter, spesialis, dan profesional kesehatan mental yang berkualifikasi tinggi berisiko menciptakan fasilitas yang kurang staf atau tidak terlayani dengan baik.” Konsep tersebut belum menunjukkan strategi yang jelas untuk menarik dan mempertahankan sumber daya manusia yang krusial ini untuk keempat rumah sakit baru dan unit bergerak tersebut. Selain itu, keberlanjutan operasional rumah sakit baru di bawah sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN/BPJS) juga menjadi pertanyaan besar tanpa model keuangan jangka panjang yang kuat yang dijelaskan dalam dokumen.
Pendidikan: Aspek Insentif Guru dan Pengangguran Lulusan Kejuruan dalam Proposal
Program “1 Sarjana 1 Kampung” yang menargetkan 1.500-1.700 sarjana per tahun dengan kewajiban pengabdian, dinilai menghadapi kendala terkait kualitas pendidikan di pedesaan dan retensi guru, yang kurang detail dalam proposal. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan insentif finansial bagi guru, seperti yang diusulkan untuk guru non-ASN, mungkin tidak secara langsung berkorelasi dengan peningkatan hasil belajar siswa atau kinerja guru tanpa strategi pengembangan profesional yang ditargetkan yang tidak dijelaskan secara rinci dalam dokumen.
“Hanya dengan menggandakan gaji guru atau memberikan tunjangan, meskipun meningkatkan kepuasan kerja dan retensi, ‘tidak berpengaruh pada pengetahuan guru, nilai tes siswa, atau kehadiran guru yang dilaporkan sendiri’,” papar analisis, mengutip studi dari Indonesia.
Lebih lanjut, meskipun program ini fokus pada pendidikan kejuruan yang selaras dengan agrobisnis, analisis Gemini AI mengingatkan bahwa lulusan sekolah kejuruan di Indonesia menghadapi tingkat pengangguran tertinggi. Hal ini mengindikasikan “ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan” yang memerlukan strategi lebih kuat untuk penempatan kerja dan kemitraan industri yang riil, di luar sekadar membuka jurusan baru, yang belum sepenuhnya terartikulasi dalam konsep program prioritas.
Keberlanjutan Lingkungan dan Partisipasi Masyarakat yang Perlu Lebih Mendalam
Inisiatif “Tasik Hejo” yang mencakup pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat (bank sampah, TPS3R) juga tidak luput dari sorotan Gemini AI. Analisis menyoroti hambatan signifikan dalam implementasi inisiatif ini di Indonesia, seperti kurangnya infrastruktur pengolahan sampah yang memadai, partisipasi publik yang minimal, serta masalah keberlanjutan finansial akibat fluktuasi harga bahan daur ulang, yang belum secara meyakinkan ditangani dalam dokumen.
“Keberhasilan ‘Tasik Hejo’, khususnya komponen pengelolaan sampah berbasis masyarakat, sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi masalah perilaku dan sistemik yang mendalam terkait partisipasi masyarakat dan keberlanjutan finansial,” kata analisis tersebut, merujuk pada kekurangan detail dalam konsep program prioritas.
Tantangan Tata Kelola dan Birokrasi di Seluruh Program yang Kurang Ditekankan
Secara umum, analisis ini menyimpulkan bahwa sebagian besar program besar dalam “Tasik Maju Tasik Era Baru” berpotensi terhambat oleh masalah birokrasi, koordinasi yang tidak memadai, dan kurangnya transparansi, yang merupakan masalah umum yang telah didokumentasikan dalam implementasi kebijakan di Indonesia. Konsep program prioritas tersebut belum secara eksplisit membahas bagaimana mekanisme tata kelola ini akan diperkuat untuk memastikan keberhasilan.
Gemini AI merekomendasikan perlunya revisi target waktu yang lebih realistis dalam konsep program prioritas, perincian strategi sumber daya manusia yang komprehensif, penguatan kemitraan industri, model keberlanjutan finansial yang inovatif, reformasi tata kelola yang dijabarkan, pendekatan seimbang dalam pendidikan keagamaan, serta pemberdayaan komunitas dalam digitalisasi dan pembangunan, agar konsep program prioritas tersebut lebih meyakinkan dan berbasis bukti.
Dengan mengintegrasikan rekomendasi ini, dokumen program “Tasik Maju Tasik Era Baru” diharapkan dapat bertransformasi menjadi representasi rencana aksi yang lebih kokoh, berbasis bukti, dan berkelanjutan, demi dampak positif yang nyata bagi masyarakat Tasikmalaya.