Analisis Framing: “Citra Wali Kota Viman di Mata Media Online”

litnaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Bagaimana citra seorang kepala daerah terbentuk di ruang digital? Pertanyaan itu menjadi dasar analisis terhadap pemberitaan tentang Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, berdasarkan penelusuran mesin pencari Google.

Analisis ini dilakukan dengan metode analisis framing media yang sederhana namun sistematis. Pencarian berita dilakukan di Google, dengan menggunakan dua kata kunci utama: “Wali Kota Tasikmalaya” dan “Viman Alfarizi Ramadhan” dalam rentang waktu satu bulan terakhir. Penelusuran dilakukan pada Selasa, 27 Mei 2025. Berita-berita yang dijadikan sampel analisis adalah semua berita dari lima halaman pertama hasil pencarian Google.

Dari penelusuran tersebut, ditemukan lebih dari 40 tautan berita yang relevan dan layak dijadikan sampel analisis. Salah satu di antaranya berasal dari situs resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya, yang menyajikan informasi kegiatan wali kota dari perspektif kelembagaan. Meski dipastikan tidak objektif karena website ini milik pemerintah, namun tetap disertakan agar bisa memberikan citra yang lebih berimbang.

Dari keseluruhan tautan berita, teridentifikasi bahwa pemberitaan tersebut tersebar di 17 media online berbeda, yang mencakup media nasional, media regional, hingga media lokal. Ke-17 media ini menjadi subjek analisis framing untuk melihat kecenderungan penyajian citra publik melalui media online terhadap sosok Viman sebagai Wali Kota Tasikmalaya.

Hasil analisis menunjukkan, hanya satu media online yang secara konsisten menyampaikan framing positif, yaitu media resmi milik pemerintah. Media ini menonjolkan pencapaian, program kerja, serta narasi keberhasilan Viman sebagai kepala daerah dalam membangun Tasikmalaya.

Di luar itu, terdapat dua media lain yang cenderung positif, namun tidak sepenuhnya konsisten. Sesekali kritik tetap muncul, namun nuansanya lebih halus dan tetap memberi ruang bagi narasi pencapaian pemerintahan.

Sementara itu, sebagian besar media—sebanyak 11 media lainnya—memiliki kecenderungan netral namun variatif. Artinya, media-media ini memberitakan peristiwa atau pernyataan wali kota secara apa adanya. Di satu sisi, pujian dan dukungan terhadap program ditulis jelas, namun di sisi lain, kritik terhadap janji politik atau kinerja pemerintahan juga diberi ruang secara proporsional.

Yang menarik, terdapat tiga media yang lebih konsisten menyajikan framing negatif, namun dengan pendekatan yang tetap mengedepankan data dan fakta. Kritik-kritik yang disampaikan tajam, namun tetap bertumpu pada konteks aktual dan relevansi isu publik.

Melalui pengelompokan ini, tergambar jelas bahwa citra Viman Alfarizi Ramadhan di media online berada dalam spektrum yang sangat beragam, mulai dari yang mengapresiasi, netral dan objektif, hingga yang bersikap kritis terhadap langkah-langkah politik dan kebijakan pemerintahannya. Meski demikian, berdasarkan jumlah media yang positif, netral dan negatif, kecenderungan masih mengarah pada sisi netral-negatif.

Rekomendasi: Intensifkan Komunikasi Media

Melihat dinamika pemberitaan tersebut, satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah pentingnya penguatan komunikasi publik antara pemerintah kota dan media massa. Baik melalui jalur resmi pemerintahan, misalkan melalui berbagai SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, maupun peran aktif langsung dari Wali Kota. Sinergi dengan media dapat membangun persepsi publik yang lebih positif dan mendorong efektivitas pembangunan Kota Tasikmalaya.

Transparansi, kecepatan respon terhadap isu publik, dan keterbukaan—akan menjadi modal penting untuk menjaga kepercayaan warga sekaligus membentuk citra yang kokoh di tengah era keterbukaan informasi digital seperti sekarang.

Semua data analisis diarsipkan secara lengkap oleh bagian Litbang dan Data Lintas Priangan (Lintas Priangan/AA)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More