Diki Albadar: Pejabat Bisa Celaka Karena Pekerjaan Bawahan

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Kesimpulan yang menarik mengemuka di akhir diskusi yang digelar Forum Diskusi Albadar Institute, Sabtu (15/02/2025). Setelah sekitar 3 jam adu data dan argumen, tujuh orang aktivis Albadar Institute menyepakati sebuah kesimpulan, bahwa pejabat bisa celaka karena pekerjaan bawahan. Jadi, seorang pejabat bisa saja tersandung kasus, padahal dia tidak salah. Dia celaka karena terlalu percaya pada bawahannya, sehingga melonggarkan aspek pengawasan dan pemeriksaan.

“Contoh yang paling hangat tentang hal ini seperti yang sekarang terjadi di Kabupaten Sukabumi. Ada kepala yang ditangkap karena kasus korupsi. Tapi sebenarnya dia tidak salah. Yang bermain sebetulnya bawahannya. Tapi ya dia jadi tersandung juga,” terang Diki.

Diki menyoroti apa yang saat ini telah menjadi pemberitaan di Kabupaten Sukabumi. Pertengahan bulan lalu, dua orang ASN di kabupaten tersebut ditangkap dan dijebloskan ke Rutan Polres Sukabumi gara-gara korupsi anggaran pengadaan peralatan produksi IKM, alias industri kecil dan menengah.

Yang menarik dari kasus ini adalah pernyataan dari Bupati Sukabumi, Marwan Hamami. Menurut Marwan, sebenarnya Si Kepala itu tidak salah, dia celaka karena kebodohannya, terlalu percaya pada bawahan, sampai-sampai perencanaan dan pelaksanaan tersebut diserahkan sepenuhnya pada bawahan.

Kembali pada Diki Albadar, ia pun sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Marwan Hamami. Salah satu yang membuat pejabat bisa celaka itu karena faktor tersebut.

“Sejauh amatan saya ya, ini fakta di lapangan. Banyak pejabat yang memang tidak terlalu memahami secara teknis tentang pengadaan barang dan jasa. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran itu kan kerap dijabat Kepala SKPD. Lalu Pejabat Pembuat Komitmen dijabat sekretarisnya. Mereka banyak yang tidak faham detil tentang sistem pengadaan. Kalau mereka tidak cermat dan ketat, bisa-bisa dibodohi oleh bawahannya yang nakal,” ujar Diki.

Masih menurut Diki, pejabat harusnya intens membangun komunikasi dengan bawahan yang menangani pengadaan barang dan jasa. Dengan komunikasi intens inilah, celah celaka itu bisa dihindari.

“Kalau setara kepala dinas atau badan itu kerjaannya sudah kebayang numpuk dan kompleks. Hampir mustahil kalau harus memahami rinci urusan pengadaan misalnya. Nah, ini bisa disiasati dengan komunikasi yang intens dengan pejabat pengadaan. Harus ditanya betul setiap aspek yang terkait dengan pengadaan yang akan dilaksanakan. Kalau perlu, rekam. Agar jadi bukti bahwa sebagai pejabat dia sudah menjalankan fungsinya. Jadi komunikasi ya. Jangan abai. Bahaya,” pungkas Diki. (Lintas Priangan)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More