lintaspriangan.com. BERITA PANGANDARAN. Setelah bertahun-tahun tanpa kehadiran Banteng Jawa, Cagar Alam Pangandaran kini menerima empat ekor satwa pada akhir November 2024.
Banteng-banteng yang didatangkan ini terdiri dari dua betina bernama Uchi dan Bindi, serta dua jantan bernama Senta dan Bejo.
Pelepasan secara simbolis dilakukan pada Rabu (11/12/2024) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di kawasan Savana Banteng Cagar Alam Pangandaran.
Kepala Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kabupaten Pangandaran, Kusnadi, menjelaskan bahwa keempat banteng ini tiba di hari yang berbeda.
“Uchi dan Bindi tiba lebih dulu pada 27 November, sedangkan Senta dan Bejo datang sehari sebelumnya, 26 November 2024. Keempatnya ditempatkan di kandang khusus untuk masa adaptasi,” katanya.
Kusnadi juga menyebutkan bahwa pelepasan ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan kembali Banteng Jawa ke habitat alaminya di kawasan Cagar Alam Pangandaran.
Kusnadi memberikan informasi lebih rinci mengenai asal-usul keempat banteng tersebut. Uchi, betina kelahiran 31 Agustus 2011, merupakan yang tertua di antara mereka.
Bindi, betina lain yang lahir pada 23 Juni 2018, adalah yang termuda. Sementara itu, dua jantan, Senta dan Bejo, lahir dengan selisih hanya beberapa minggu pada tahun 2017.
“Semua banteng ini dipilih dengan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem serta peluang reproduksi mereka di alam liar,” ujar Kusnadi.
Selain Banteng Jawa, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat juga menghadirkan dua ekor landak jawa dan dua ekor elang brontok. Kusnadi menjelaskan bahwa kehadiran kedua jenis satwa ini merupakan bagian dari upaya memperkaya keanekaragaman hayati di Cagar Alam Pangandaran.
“Dua elang brontok yang dibawa dari Garut ini sudah berpasangan. Meski mirip dengan elang jawa, keduanya adalah spesies berbeda,” jelasnya.
Kusnadi menambahkan bahwa dua landak jawa yang sudah berada di Cagar Alam sejak akhir November juga merupakan pasangan.
Savana Banteng, tempat adaptasi dan pelepasan satwa-satwa ini, telah dipersiapkan secara matang untuk memenuhi kebutuhan habitat alami mereka.
Kusnadi menyebutkan bahwa adaptasi ini memerlukan waktu cukup lama karena habitat asli Banteng Jawa sebelumnya berbeda dengan kondisi di Pangandaran.
“Kami memastikan semua satwa mendapatkan pengawasan ketat selama masa adaptasi ini agar proses pelepasan berjalan lancar,” katanya.
Pelepasan simbolis Banteng Jawa, landak jawa, dan elang brontok berlangsung meriah. Sejumlah pejabat dari KLHK, Balai KSDA Jawa Barat, dan pemerintah daerah turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, salah seorang perwakilan KLHK menyampaikan apresiasi terhadap upaya konservasi yang dilakukan di Pangandaran. Ia berharap pelepasan ini tidak hanya meningkatkan keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan manfaat ekologis bagi kawasan Cagar Alam.
Kusnadi juga menjelaskan bahwa selain sebagai upaya pelestarian satwa langka, program ini bertujuan memulihkan ekosistem yang terganggu di kawasan cagar alam.
Banteng Jawa memiliki peran ekologis sebagai pemakan tumbuhan yang membantu menjaga keseimbangan vegetasi.
BACA JUGA: P2KBP3A Ciamis Gelar Sosialisasi Desa Peduli Perempuan Anak
“Dengan hadirnya kembali Banteng Jawa, kita berharap ekosistem Cagar Alam Pangandaran bisa menjadi lebih sehat dan berkelanjutan,” tutup Kusnadi.
Pelepasan ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkenalkan masyarakat luas akan pentingnya konservasi satwa langka. Selain itu, kehadiran satwa-satwa ini diyakini dapat meningkatkan daya tarik wisata edukasi di kawasan Cagar Alam Pangandaran, yang selama ini menjadi salah satu destinasi unggulan di Jawa Barat. (KMP/lintas Priangan.com)