H. Aslim: “Politik, Medan Juang Baru bagi Pemuda Hari Ini”

lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Momentum Hari Sumpah Pemuda yang setiap tahun diperingati pada 28 Oktober menjadi ajang refleksi penting bagi seluruh generasi muda Indonesia. Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim, S.H., M.Si., menilai semangat Sumpah Pemuda bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga pengingat bahwa peran pemuda selalu hadir di setiap fase perjuangan bangsa, hanya bentuk dan instrumennya yang berubah mengikuti zaman.
“Pemuda Indonesia itu selalu ada dalam setiap fase sejarah bangsa, meski dengan dinamika dan instrumen perjuangan yang berbeda. Dulu berjuang dengan senjata, kini bisa berjuang lewat pikiran dan kebijakan,” ujar H. Aslim kepada Lintas Priangan, Senin (27/10/2025).
Dari Senjata ke Organisasi
H. Aslim menjelaskan, pada masa kolonialisme, pemuda menjadi garda terdepan dalam perjuangan fisik melawan penjajahan. Mereka berani mengangkat senjata dan mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan bangsa.
Memasuki masa Kebangkitan Nasional 1908, semangat perjuangan itu mulai bertransformasi. Pemuda tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan fisik saja, tetapi juga membangun kesadaran melalui organisasi modern seperti Boedi Oetomo.
“Sejak masa kebangkitan nasional, pemuda mulai menggunakan organisasi sebagai instrumen perjuangan. Tapi tetap, semangat fisik dan mental juang mereka luar biasa,” katanya.
Tantangan Zaman yang Berbeda
Namun, lanjut H. Aslim, tantangan yang dihadapi pemuda saat ini sangat berbeda dengan masa perjuangan kemerdekaan. Meski fisik tetap penting dijaga, medan juangnya kini lebih luas dan kompleks.
“Kalau dulu musuhnya jelas, penjajahan. Sekarang tantangannya lebih halus, lebih kompleks. Ada derasnya budaya luar yang bisa menggerus karakter bangsa, padahal kekuatan kita justru ada pada budaya yang kuat,” tuturnya.
Ia juga menyoroti era digital yang kini merambah hampir semua aspek kehidupan. Pemuda, katanya, tidak boleh gagap teknologi, karena masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan generasi muda dalam memanfaatkan dunia digital secara positif.
“Pemuda Indonesia jangan sampai tertinggal di bidang digital. Dunia berubah cepat. Kalau tidak ikut beradaptasi, kita bisa kehilangan arah dan peluang,” ujarnya.
Selain itu, H. Aslim menyinggung tantangan globalisasi, yang membuat batas antarnegara semakin kabur. Arus informasi dan interaksi global yang begitu cepat menuntut pemuda memiliki daya tahan intelektual, moral, dan spiritual yang kuat.
“Kita hidup di era tanpa batas. Interaksi dunia begitu riuh. Pemuda Indonesia harus memahami ini semua agar tidak tersesat di tengah arus global,” tegasnya.
Politik Sebagai Medan Juang Baru
Di akhir wawancara, H. Aslim menegaskan bahwa salah satu jalur perjuangan modern yang strategis bagi pemuda adalah politik. Dalam pandangannya, politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi medan juang untuk memperjuangkan nilai, aspirasi, dan masa depan bangsa.
“Politik itu sebenarnya ruang perjuangan. Di situ ada kesempatan untuk memperjuangkan kebaikan bangsa ini. Kalau pemuda tidak melek politik, justru bahaya, karena ruang itu bisa diisi oleh orang-orang yang tidak punya semangat kebangsaan,” katanya serius.
Menurutnya, partisipasi pemuda dalam dunia politik harus dimaknai sebagai bentuk cinta tanah air. Dengan masuk ke ruang politik, pemuda bisa ikut menentukan arah kebijakan publik, memperjuangkan keadilan, dan memperkuat demokrasi.
“Semangat Sumpah Pemuda adalah semangat persatuan dan tanggung jawab. Hari ini, salah satu cara paling nyata mewujudkannya adalah dengan ikut terlibat dalam politik kebangsaan,” tutup H. Aslim. (GPS)




