Berita Pangandaran

Mie Ayam Sidomulyo: Role Model Pemberdayaan Ekonomi Pangandaran

Dari Warung Kecil ke Napas Ekonomi Lokal

lintaspriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Di kampung Sidomulyo, Pangandaran, aroma kaldu ayam dan kecap menguap tiap pagi, tanda bahwa hari baru bagi penjual mie ayam telah dimulai. Fenomena desa yang mayoritas penduduknya berdagang mie ayam ini bukan sekadar keunikan kuliner; ia menjadi salah satu sumber penghidupan penting bagi keluarga dan bagian tidak terpisahkan dari ekonomi mikro setempat. Beberapa warung legendaris bahkan masuk daftar rekomendasi kuliner regional, menjadi tujuan wisata kuliner bagi pengunjung pantai Pangandaran.

Menurut publikasi resmi Kabupaten Pangandaran, sektor pariwisata dan perdagangan turut menjadi penggerak utama ekonomi daerah, sebuah konteks yang membuat usaha-usaha kecil seperti lapak mie ayam punya peran strategis dalam menyerap tenaga kerja lokal dan menggerakkan perputaran uang di level desa. Publikasi Kabupaten Pangandaran dalam Angka 2025 menyajikan data demografi dan struktur ekonomi yang memperlihatkan ketergantungan daerah pada sektor jasa dan perdagangan seiring tingginya kunjungan wisatawan.

Bentuk Pemberdayaan Lokal dan Tantangannya

Model ekonomi Sidomulyo adalah ekonomi keluarga yang berbasis keterampilan turun-temurun: resep, teknik penyajian, serta jaringan pasok bahan baku yang relatif pendek, mayoritas bahan diperoleh dari pasar lokal. Beberapa usaha mie ayam di Sidomulyo, misalnya Mie Ayam Gintung dan Mie Ayam Ozan, telah dikenal luas lewat ulasan kuliner dan platform digital sehingga memberikan efek branding positif bagi desa.

Namun menjadi “kampung mie ayam” juga menuntut respons kebijakan, menjadi soal utama agar usaha-usaha mikro ini tumbuh tanpa merusak lingkungan dan kesehatan publik. Selain itu, keterbatasan modal dan akses ke pasar yang lebih luas sering menghambat upaya skala usaha menjadi lebih produktif dan berdaya saing. Di sinilah peran pemerintahan desa dan dinas terkait sangat menentukan: program pembinaan UKM, akses pembiayaan mikro, sertifikasi higiene pangan, dan pemasaran terintegrasi bisa mengubah usaha rumah tangga menjadi penggerak ekonomi desa yang lebih kokoh.

Nilai Sosial, Keagamaan, dan Etika Berniaga

Dalam tradisi lokal, perdagangan makanan juga terkait erat dengan nilai budaya dan religius. Sedikit sentuhan syar’i perlu dicatat: Islam menempatkan prinsip halal, kebersihan, dan kejujuran dalam jual-beli, nilai-nilai yang jika dikelola konsisten akan memperkuat reputasi kuliner Sidomulyo. Dalil sederhana tentang etika berjualan dapat dirujuk dari prinsip umum muamalah, yaitu menjauhi penipuan dan menjaga kebersihan sebagai bagian dari amanah terhadap konsumen. Implementasi sertifikasi halal lokal dan pelatihan kebersihan pangan dapat menjadi nilai tambah bagi warung mie ayam Sidomulyo, terutama jika menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara.

Peluang: Kuliner sebagai Gerak Pembangunan Desa

Dengan lebih dari 3,5 juta kunjungan wisatawan tahunan ke kawasan Pangandaran menurut kajian akademik dan data pariwisata Jawa Barat, Sidomulyo berpotensi menangkap aliran wisata kuliner dengan strategi yang tepat: jalur promosi, paket wisata kuliner, dan kolaborasi antar-warung. Angka kunjungan wisatawan ke Pangandaran tercatat tinggi dalam publikasi sektor pariwisata regional. Jika dipadukan program pembinaan UMKM dan infrastruktur dasar, kampung mie ayam ini dapat meningkatkan omset rumah tangga sekaligus menciptakan lapangan kerja lokal.

Agar manfaat ekonomi tersebar merata, rekomendasi praktis antara lain: (1) program inkubasi usaha mikro untuk warung mie ayam, pelatihan manajemen, pengemasan, dan pemasaran digital; (2) sertifikasi halal dan higienis untuk meningkatkan kepercayaan konsumen; (3) integrasi ke rute pariwisata kuliner Pangandaran supaya Sidomulyo menjadi destinasi kuliner yang dikelola profesional.

Sidomulyo bukan sekadar sebagai kampung kuliner; ia adalah laboratorium ekonomi rakyat, tempat di mana resep tradisi berpadu dengan peluang modern. Bila diberi dukungan kebijakan, Sidomulyo berpeluang menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis kuliner di Pangandaran. (Lintas Priangan/Arrian)

Related Articles

Back to top button