lintaspriangan.com, KLIP JABAR. Bencana pergerakan tanah terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu pagi, 4 Mei 2025. Kejadian ini menimpa Dusun Sukaasih, Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, sekitar pukul 03.30 WIB. Akibatnya, 13 rumah warga terancam longsor, memaksa 20 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 80 jiwa untuk mengungsi ke Balai Desa Cisalak. Tidak hanya rumah yang terancam, longsor ini juga memutus akses jalan utama yang menghubungkan Dusun Sukaasih dengan dusun lainnya, sehingga mengganggu mobilitas warga dan distribusi logistik ke kawasan tersebut.
Pergerakan tanah ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Sumedang sejak Sabtu sore hingga Minggu dini hari. Curah hujan yang tinggi membuat tanah di kawasan tersebut jenuh air, sehingga menyebabkan pergerakan tanah. Dalam waktu singkat, tanah longsor ini menggerus bagian jalan dan menambah kerusakan pada rumah-rumah warga yang berada di lokasi rawan longsor. Banyak dari rumah yang terancam rusak atau bahkan hilang akibat bencana ini.
Setelah kejadian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang segera melakukan evakuasi terhadap warga yang terancam bahaya. Sebanyak 80 warga yang terdiri dari 20 Kepala Keluarga dipindahkan ke lokasi pengungsian di Balai Desa Cisalak untuk memastikan keselamatan mereka. Selain itu, BPBD juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti makanan dan air bersih. Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari untuk memudahkan proses penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, meninjau langsung lokasi bencana. Dalam kunjungannya, ia meminta Badan Geologi untuk segera melakukan kajian terkait kondisi kontur tanah di wilayah tersebut guna menentukan langkah penanganan lebih lanjut. Bupati juga menegaskan pentingnya koordinasi antar instansi untuk mempercepat pemulihan dan perbaikan infrastruktur yang rusak.
Menurut Kepala BPBD Sumedang, Agus Sutrisna, proses evakuasi berjalan lancar meski kondisi medan yang cukup sulit. Para relawan dan petugas gabungan bekerja keras untuk memastikan semua warga yang terancam selamat. Agus juga mengungkapkan bahwa pemulihan infrastruktur akan dilakukan setelah menerima rekomendasi dari Badan Geologi, yang akan memeriksa stabilitas tanah dan memberikan arahan mengenai langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan.
Sementara itu, warga yang terkena dampak bencana ini diminta untuk tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan longsor. Pemerintah mengimbau agar mereka tidak tinggal di rumah yang berada di zona bahaya, dan segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan tanda-tanda pergerakan tanah. Warga juga diminta untuk memperhatikan cuaca ekstrem dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana serupa di masa depan.
Dampak dari bencana ini cukup besar, baik secara fisik maupun psikologis bagi warga yang mengungsi. Namun, dengan adanya status tanggap darurat ini, diharapkan penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Pemerintah dan masyarakat setempat kini bahu-membahu untuk memulihkan keadaan dan memastikan kejadian serupa dapat dihindari dengan upaya mitigasi yang lebih baik. (Lintas Priangan)