lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Intensitas hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut, pada 20 hingga 21 Mei 2025, memicu bencana longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dampak bencana ini sangat signifikan, dengan puluhan rumah terdampak, jalan penghubung tertimbun material longsor, serta terganggunya aktivitas sehari-hari warga di beberapa kecamatan.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, wilayah Kecamatan Sukahening menjadi salah satu yang paling terdampak. Di Desa Sukahening, longsor tebing setinggi lebih dari 100 meter menimbun jalan sepanjang sekitar 70 meter, sehingga akses vital warga menuju sekolah, pasar, dan lahan pertanian terputus. Kepala Desa Sukahening menyebutkan bahwa longsor tersebut terjadi setelah hujan deras selama hampir 24 jam, yang menyebabkan tanah labil dan akhirnya amblas.
Di Desa Calingcing, longsor juga mengakibatkan kerusakan parah pada dua rumah warga yang tertimbun material tanah dan batu. Selain itu, luapan Sungai Kawung Luwuk menyebabkan puluhan rumah lainnya di desa tersebut tergenang banjir, mengancam kesehatan dan keselamatan warga. BPBD mencatat sebanyak 45 rumah di Desa Kudadepa mengalami genangan banjir, sementara tujuh rumah mengalami kerusakan akibat longsor dan pohon tumbang.
Sementara itu, di Kecamatan Cisayong, Desa Sukamukti juga mengalami longsor dengan tebing setinggi 30 meter yang menutup akses jalan sepanjang 50 meter. Penutupan jalan tersebut sangat menghambat mobilitas warga, termasuk akses untuk kebutuhan pendidikan dan ekonomi sehari-hari.
Tanggap darurat segera dilakukan oleh BPBD bersama dengan Forum Koordinasi Tagana, TNI, Polri, dan relawan masyarakat setempat. Evakuasi material longsor dilakukan secara gotong royong, dengan upaya membuka kembali akses jalan yang tertutup. Selain itu, warga yang rumahnya terdampak bencana sudah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan dan banjir yang masih berpotensi terjadi akibat kondisi cuaca yang belum stabil.
Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan siap siaga, mengingat curah hujan masih tinggi dan potensi bencana susulan masih ada. Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat serta peran aktif semua pihak dalam mitigasi bencana.
Kondisi geografis Tasikmalaya yang didominasi daerah perbukitan dan tanah labil memperbesar risiko longsor, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama. Bencana ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta kesiapan infrastruktur untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Selain upaya evakuasi dan penanganan darurat, pihak terkait juga akan melakukan pendataan kerusakan dan merencanakan rehabilitasi infrastruktur serta bantuan sosial bagi warga terdampak. (Lintas Priangan/AA)