lintaspriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. “Kalau ternyata nanti terbukti ada pejabat yang terlibat dalam masalah ini, saya kira sangat pantas kalau kita nobatkan dia jadi ASN terbodoh di Kabupaten Tasikmalaya!” Keras. Demikian pernyataan Diki Sam Ani, aktivis peminat kebijakan pemerintah, kepada Lintas Priangan, Minggu (13/04/2025). Pernyataan keras Diki berkaitan dengan maraknya pemberitaan tentang mobil dinas Kabupaten Tasikmalaya yang digunakan untuk mengangkut Alat Peraga Kampanye (APK).
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, arti dari bodoh itu tidak cepat mengerti, alias lemot. Bayangkan saja, situasi politik Kabupaten Tasikmalaya sedang tidak baik-baik saja. Digelarnya PSU, ada banyak ASN dilaporkan, ada tokoh masyarakat dan ulama dilaporkan, ini malah memperkeruh keadaan. Gak mungkin kan ASN yang begini kita sebut pintar? Disebut normal saja harus dipertanyakan. Maka yang paling tepat, dia pasti bodoh, atau mungkin terbodoh!” sergah Diki.
Diki mengaku sangat kesal dengan peristiwa tersebut. Menurutnya, siapapun ASN yang terlibat dalam kasus tersebut benar-benar sudah tidak memiliki integritas dan orientasi pada kepentingan publik.
“Dalam kasus ini kita tunggu Inspektorat dan BKPSDM Kabupaten Tasikmalaya mau seperti apa. Jangan sampai karena urusannya dengan pejabat yang mungkin dekat dengan sumbu kekuasaan, dua lembaga ini jadi gagu!” tegas Diki.
Masih menurut Diki, para pejabat ASN termasuk juga jajaran staf yang terlibat dukung-mendukung dalam PSU Kabupaten Tasikmalaya dapat diganjar dengan dua hukuman, yakni hukuman disiplin dan hukuman pidana.
“Regulasinya sudah jelas. Mereka harus diganjar dengan hukuman disiplin berat, ini yang harus ambil langkah Inspektorat dan BKPSDM. Hukumannya kategori berat. Dua lembaga ini jangan ikut-ikutan lemot. Selain itu, ASN yang terlibat juga bisa dikenai pasal pidana pemilu,” terang Diki.
Diki menambahkan, perilaku ASN bodoh seperti itu bukan malah menguntungkan orang yang dia dukung. Malah sebaliknya. Selain bodoh, ASN tersebut juga sama sekali tidak memiliki sense of crisis.
“Kubu Pak Ade Sugianto justru dirugikan dengan tindakan ASN yang bodoh seperti ini. ASN yang terlibat juga benar-benar tidak punya sense of crisis. Ratusan milyar uang rakyat dipaksakan untuk penyelenggaraan PSU. Dalam situasi seperti ini harusnya ASN jadi pihak yang turut menjaga kualtias PSU. Geus mah pemilu teh mahal, duitna hese, ngadon dirusak, teu mikir pisan!” pungkas Diki, dengan nada masih emosi hingga akhir wawancara dengan Lintas Priangan. (Lintas Priangan/IKH)